Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (4)

Untuk Dapat Emas, Penambang Setor Rp 100 Ribu Per Bulan

Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (4)
Foto: Nany Wijaya/JAWA POS
Timika memang bukan kota besar. Meski gedung terminalnya tidak besar, Bandara Mozes Kilangan berkelas internasional. Jujur, saya agak kaget ketika memasuki gedung terminalnya. Tidak besar, memang (sesuai kotanya), tetapi bersihnya, rapinya, tertibnya, tak kalah dengan bandara di kota-kota besar.

Tidak seperti di Jayapura -apalagi Wamena-, portir di Mozes Kilangan lebih tertib. Jumlahnya juga tidak banyak dan lebih bersifat menunggu penumpang. Penumpang yang tidak membutuhkan portir bisa membawa sendiri bagasinya karena di situ disediakan troli-troli besar.

Yang luar biasa adalah kebersihannya. Tak kalah dengan bandara internasional lain, seperti Cengkareng yang terkenal dan bandara di Makassar yang masih baru dan sangat mewah. Dan, yang bersih bukan hanya ruang tunggu dan ruang kedatangan, tetapi juga toiletnya. Lantainya kering, tidak berbau, klosetnya bersih dan dilengkapi tisu.

Hebatnya lagi, penjemput tidak boleh ikut masuk. Sekalipun itu Dirut Cendrawasih Pos Suyoto dan Oktovianus, direktur Radar Timika, harian terbesar di Timika. Padahal, kedua pimpinan media Jawa Pos Group itu sangat dekat dengan para petinggi Freeport Indonesia, pemilik Bandara Mozes Kilangan. Tetapi, Mufi, staf media relation Freeport di Timika yang ikut menjemput saya, boleh masuk sampai ke tempat saya menunggu bagasi. Ya, pastilah!

Ke Papua tanpa ke Wamena memang tidak lengkap. Tapi, ke Wamena tanpa ke Timika juga belum sempurna. Sebab, dua kota itu memiliki kehidupan yang bertolak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News