Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (5)

Di Timika Dibayar Emas, di Wamena Kayu Gaharu

Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (5)
Foto Nany Wijaya/JAWA POS
"Bola" yang dijemput tidak hanya pendatang, tetapi juga para kepala suku yang hidupnya masih agak primitif. Sebab, mereka yang primitif itu, tutur Kurniawan, "Tidak membayar PSK dengan uang, tapi dengan kayu gaharu."

Mengapa para PSK itu mau dibayar dengan sepotong kayu? Karena merekalah, ternyata, yang tahu bahwa harga kayu tersebut di luar Wamena sangat mahal, bisa sampai Rp 500.000 sepotong kecil. Sedangkan orang-orang primitif itu hanya mengerti bahwa kayu tersebut punya harga yang lebih tinggi dari kayu cendana. Dengan kata lain, mereka tak tahu bahwa mereka bisa membeli empat lima PSK dengan sepotong kayu gaharu. Jadi, tak hanya seorang penjaja seks, seperti yang mereka alami selama ini.

Kabarnya, kebiasaan membayar dengan kayu gaharu itu masih berlaku di daerah-daerah pedalaman sampai sekarang.

Pekerja seks komersial (PSK) bukan satu-satunya medium penyebaran HIV/AIDS di Papua. Kebiasaan hidup dengan gaya seks bebas dan kemiskinan, terutama miskin pengetahuan kesehatan, adalah hal-hal yang menjadi pendorong paling kuat menyebarnya penyakit tersebut.

Di Papua, Timika dan Wamena adalah dua kota yang dilihat dari sudut pandang apa pun memiliki status sama: a must visit city. Kota yang wajib dikunjungi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News