Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (6-Habis)
Disebut Amerikanya Papua, SIM Keluaran Freeport Sendiri
Sabtu, 14 Februari 2009 – 06:28 WIB
Dari situ, di siang yang sangat panas itu, saya dengan ditemani Suyoto (Dirut Cenderawasih Pos), Oktovianus (direktur Radar Timika) dan Teuku Mufizar Mahmud (media relation officer Freeport di Timika) langsung melaju ke Kuala Kencana. Kota mandiri yang hanya dihuni staf dan karyawan Freeport itu dikenal sebagai Amerika-nya Papua.
Dibandingkan dengan semua kota di republik ini, Kuala Kencana termasuk yang paling modern, indah, dan hijau. Sepanjang jalan menuju ke pusat kota itu tak ada pemandangan kecuali pohon-pohon besar yang rimbun serta jalan raya yang mulus dan bersih. Tak ada deretan rumah yang terlihat di pinggir jalan. Padahal, desa tersebut berpenduduk lebih dari 7.000 jiwa. Kok bisa?
Pasti bisa karena rumah-rumah yang semua dihuni oleh karyawan dan staf Freeport itu dibangun di balik pepohonan besar yang mengisi sepanjang jalan menuju ke pusat kota.
Begitu tiba di pusat kota -yang ditandai dengan alun-alun besar yang sangat hijau- itu, kesan modern terlihat. Di sekitar alun-alun itulah semua fasilitas pendukung kehidupan warga dibangun. Mulai supermarket, restoran, mini mall, sekolah, bank, kantor pos, gedung bioskop, hingga klinik kesehatan.
Berkunjung ke Timika tanpa mampir di Kuala Kencana dan Tembagapura sama saja bohong. Sebab, inti Timika ya dua kota itu. Untuk menyempurnakan kunjungan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408