Ombudsman Acungi Jempol Produksi Beras Surplus dan Tak Ada Impor

Ombudsman Acungi Jempol Produksi Beras Surplus dan Tak Ada Impor
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika saat melakukan monitoring didampingi Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, Kepala Bulog Surakarta, Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah di Kabupaten Sragen, Sabtu (16/4). Foto: Dokumentasi Kementan

"Penggilingan padi bantuan Kementan luar biasa, yakni ada perubahan signifikan empat tahun terakhir ini. Kalau dulu bantuan itu besi tua," ungkapnya.

Dia menilai pengadaan barang dan jasa sudah sangat baik, kualitas RMU dan pengering bagus.

Begitu juga dengan pemilihan lokasi dan penerima bantuan sekaligus ada perbaikan dalam proses pembinaannya.

"Saya sangat senang melihat RMU dan pengering bantuan di Sragen ini, mudah-mudahan di daerah lain juga seperti ini," harapnya.

Menurutnya, dengan adanya bantuan RMU, petani bisa menjalankan bisnis penyediaan beras dalam jumlah besar, yang awalnya dirasa kapasitas RMU bantuan besar, tapi sekarang malah maunya ditingkatkan," imbuh Yeka.

Perlu diketahui, data BPS mencatat sejak tahun 2019 hingga hari ini Indonesia tidak melakukan impor beras umum alias tidak ada impor beras Bulog.

Setiap tahun produksi beras surplus lebih tinggi dari kebutuhan konsumsinya, pada tahun 2019 surplus beras 2,38 juta ton, 2020 surplus 2,13 juta ton dan 2021 surplus 1,31 juta ton. (mrk/jpnn)

Anggota Ombudsman RI Hendra Fatika memberikan acungan jempol kepada Kementan yang berhasil mempertahankan tidak impor selama 3 tahun terakkhir.


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News