Ombudsman Cium Kejanggalan Tes CPNS

jpnn.com - TASIK - Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jabar mencium dugaan penyimpangan prosedur tes CPNS honorer Kategori 2. Dugaan tersebut didasarkan pada data dan laporan masyarakat.
Fitry Agustin, asisten Ombudsman Perwakilan Provinsi Jabar mengakumendapat beberapa laporan dari masyarakat tentang adanya penyimpangan prosedur pada tes CPNS di Kabupaten Tasikmalaya.
“Enam orang ini diduga tidak memenuhi syarat untuk ikut tes CPNS,” ungkapnya kepada wartawan di Hotel Santika Tasikmalaya kemarin (27/3).
Setelah ditelusuri, pihaknya menemukan kejanggalan pada daftar hadir yang diduga tidak valid. Kata dia, ada salah seorang pegawai dengan kehadiran penuh, namun di saat bersamaan tengah kuliah di salah satu perguruan tinggi di luar Tasik.
“(Padahal) salah satu syaratnya (mengikuti tes CPNS honorer K2) itu kan harus bekerja selama setahun (tanpa terputus),” ujarnya.
Kejanggalan lain yang ditemukan adalah tanda tangan camat pada surat pernyataan yang menyatakan bahwa orang tersebut telah bekerja di instansinya mulai 2004 secara terus menerus, sedangkan yang menandatangani pernyataannya itu baru bekerja di tahun 2008 di instansi tersebut.
Ditambah lagi, terangnya, ada nama camat di tanggal dan periode yang sama, namun namanya berbeda. ”Banyak lah (kejanggalannya, red),” ungkapnya.
Data-data jejanggalan tersebut, terangnya, sudah disampaikan kepada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Latihan Daerah (BKPLD) Kabupaten Tasikmalaya.
TASIK - Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jabar mencium dugaan penyimpangan prosedur tes CPNS honorer Kategori 2. Dugaan tersebut
- BSI Menyalurkan Bantuan Untuk Pembangunan Pesantren dan Santunan Yatim
- Tunjangan Profesi Guru dan Pengawas PAI Dirapel, Bukan Hanya PNS & PPPK
- Guru PPPK Bulan Ini Mengantongi Rp20 Juta ya? Oh, Nikmatnya
- Mudik 2025, Tol Semarang ABC Siap Terapkan One Way Lokal Kalikangkung-Bawen
- Ambiguitas Komitmen Iklim Para Pendana Infrastruktur Gas di Indonesia
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol