Omongan Mega Dipelintir Media Asing, Osman Sapta Meradang
Pada kesempatan itu, Oesman mengakui pihaknya merasa momentum kejadian itu menyadarkan pihaknya, soal pentingnya memastikan efektivitas transfer pesan terkait ide-ide kenegarawanan. Salah satunya adalah soal peran media massa.
Karenanya, dia menilai perlu diadakan sebuah seminar khusus untuk memikirkan ulang kondisi media massa saat ini, dan sejauh mana UU Pers sesuai dengan Empat Pilar Kebangsaan.
Kata Oesman, harus diakui bahwa saat ini mediam assa semakin 'liar'. Kalau dulu media massa berpihak pada penguasa, sekarang berpihak kepada pengusaha media. Kalau dulu mengabdi pada kepentingan politik, sekarang pada kepentingan ekonomi. "Tapi itu semua pers luar negeri loh, bukan pers dalam negeri," kata Oesman tertawa.
"Pers merdeka. Saya setuju. Tapi harus bertanggung jawab. Kalau salah, ya harus tanggung jawab. Bukan menakut-nakuti agar media hati-hati. Tapi ya bertanggung jawab," tandasnya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR RI, Ahmad Basarah, menambahkan, memang kerap kali pesan-pesan terkait topik Konstitusi tak sampai ke masyarakat secara baik. Sebab fungsi media tak berjalan sebagaimana mestinya.
"Karena itu saya kira pentingnya seminar yang mengkaji pemikiran Presiden RI Kelima Ibu Megawati. Dan sekaligus membahas bagaimana mentransfer pemikirannya, sehingga pesannya sampai ke masyarakat dengan baik," jelas Basarah. (fat/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang (OSO), meradang atas pemberitaan media massa asing yang memelintir pernyataan Presiden RI ke-5 Megawati
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- HNW Ungkap Harapan, Siswa Madrasah Tidak Dilupakan di Program MBG
- Instansi-Instansi Ini Sudah Mengumumkan Kelulusan PPPK Guru Tahap 1, Selamat!
- IPW Kritik Keras Polri Dalam Menangani Kasus Pemerasan DWP, Ada Kata Pengkhianatan
- Korpolairud Pecat 13 Polisi, Ada yang Menipu Hingga Melakukan Zina, Keterlaluan
- SPPG Lanud Memulai Program Makan Bergizi Gratis
- Ronny PDIP Sebut Hasto Belum Bisa Penuhi Panggilan KPK Hari Ini, Alasannya?