Omzet Bengkel Pesawat Rp 6,75 T
Jumat, 14 Mei 2010 – 14:24 WIB
JAKARTA - Omzet perawatan seluruh pesawat yang ada di Indonesia pada tahun 2009 mencapai USD 750 juta (sekitar Rp 6,75 triliun). Sayangnya, yang bisa diserap bengkel lokal hanya 30 persen karena keterbatasan kapasitas, infrastruktur dan sumber daya manusia. Sayangnya, kata dia, perbankan nasional masih belum melihat bisnis perawatan pesawat sebagai peluang bisnis jangka panjang yang berprospek besar. Minimnya informasi yang dimiliki perbankan tentang industri MRO itulah yang menjadi salah satu penghalang bagi para pengusaha bengkel untuk memeroleh dana pinjaman dari bank. "Ini terutama dialami oleh bank-bank dalam negeri," cetusnya.
"Pada 2014 nanti, kita menargetkan bengkel lokal bisa menyerap pasar maintenance, repair dan overhaul (MRO) sampai USD 1,2 miliar atau 60 persen dari total perkiraan belanja perawatan pesawat USD 2 miliar," ujar Presiden Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA), Richard Budihadianto akhir pekan lalu. Menurut dia, Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk usaha bengkel pesawat.
Baca Juga:
Menurut dia, tahun ini saja ada 300 unit pesawat dari berbagai maskapai. Pada 2014 jumlahnya diperkirakan lebih dari 700 unit. Oleh karena itu, pihaknya berharap bengkel-bengkel pesawat lokal bisa melihat hal ini sebagai sebuah potensi yang sangat besar dan patutu untuk diperebutkan. "Pasar ini kalau tidak diambil bengkel dalam negeri bisa lari ke negara-negara tetangga," tukasnya.
Baca Juga: