Omzet Industri Pengiriman Diproyeksi Tembus Rp 250 Triliun
Di sisi lain, Direktur J&T Express Robin Lo menjelaskan, ongkos kirim ke wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian timur, bisa lebih tinggi dari harga barang.
”Dengan program bebas ongkir harusnya bisa membuat semangat UKM-UKM di Indonesia untuk terus mengembangkan usahanya. Selain itu, dari sisi pembeli juga lebih banyak pilihan,” jelasnya.
Robin mengungkapkan, pertumbuhan J&T Express mulai Januari 2017 rata-rata 10-20 persen tiap bulan.
”Ketika masuk bulan Juni, di mana J&T kerja sama dengan Shopee, perkembangan kita diharapkan bisa 100 sampai 200 persen,” ujarnya.
Persentase volume pengiriman barang melalui toko online dapat mencapai 50 persen dari total pengiriman lain yang dilayani J&T Express.
Sementara itu, bisnis pengiriman barang atau jasa kurir terus tumbuh seiring dengan meledaknya e-commerce dalam empat tahun belakangan.
Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Timur Djohan menuturkan, omzet di industri pengiriman diproyeksi mencapai Rp 250 triliun tahun ini.
Angka tersebut meningkat dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya Rp 220 triliun.
Shopee menggandeng J&T Express untuk memberikan layanan gratis ongkos kirim ke seluruh tanah air.
- Shopee Dianggap Sebagai Platform e-commerce yang Paling Memuaskan
- Pendapatan Bertumbuh, Ardenleon Berbagi Kiat Memaksimalkan Fitur di Shopee Live
- Shopee Indonesia Padukan Teknologi Digital & Kearifan Lokal Solo
- J&T Express Luncurkan Prangko Eksklusif di Pameran & Kompetisi Filateli International 2024
- KPPU Apresiasi Komitmen Shopee
- Cerita Aaliyah Massaid Hingga Luxcrime Bersama Shopee