Omzet Pedagang Tahu dan Tempe Turun Drastis
jpnn.com - PEKALIPAN - Naiknya harga kedelai impor yang dipicu oleh nilai tukar rupiah yang menurun, membuat pelaku usaha tempe dan tahu kelimpungan. Begitu pun dengan nasib para pedagang tahu tempe yang mengaku dalam beberapa hari terakhir mengalami penurunan omzet tiap harinya.
Pedagang tahu dan tempe di Pasar Kanoman, Sugianto (28) menyebut kenaikan bahan baku pembuat tempe dan tahu, yakni kedelai membuat harga tahu dan tempe juga ikut naik. Harga tahu tegal, semula Rp250 menjadi Rp300/biji, tahu bandung semula Rp500 kini naik menjadi Rp700/buah. Sedangkan harga tempe lebih mahal saat ini, kenaikanya hampir 50 persen dari harga semula.
"Tempe dulu harganya masih Rp5 ribu/potong kini naik menjadi Rp7 ribu/potong, begitu pun dengan dage tadinya Rp3.500/potong kini Rp5ribu/potong," beber dia, kepada Radar (Grup JPNN), Sabtu (24/8).
Kenaikan harga ini membuat para pembeli mengurangi jumlah pembelian. "Mereka tidak membeli dalam jumlah yang banyak, biasanya beli banyak sekarang dikurangi," ucap Sugianto, menuturkan.
Sehingga otomatis, dengan kondisi seperti ini, membuat produksi tempe dan tahu pun menurun. Dengan demikian, para pedagang pun mengalami penurunan omzet bila dibandingkan sebelum kenaikan harga.
"Dulu kita selalu punya stok 40 lonjor tempe kini hanya 20 lonjor per hari, sedangkan tahun kita menyediakan 30 papan sebelum naik, kini hanya menyediakan 20 papan," ungkapnya.
Tak hanya harga yang tinggi, ukuran tempe dan tahu pun menyusut, lebih kecil dibandingkan sebelum harga kedelai naik. Namun, ia tak bisa berbuat banyak. karena bahan baku membuat tahu tempe tersebut juga naik.
Salah seorang pembeli, Hj Eeng mengaku tak mempermasalahkan kenaikan harga tahu dan tempe yang sudah menjadi makanan tradisi di rumah tanggga. Walau tidak tiap hari menyediakan tahu dan tempe, menurutnya, menu tersebut selalu menjadi pilihan lauk pauk bagi keluarganya di rumah. Ia sangat memahai kondisi saat ini, dimana harga kedelai sedang naik.
PEKALIPAN - Naiknya harga kedelai impor yang dipicu oleh nilai tukar rupiah yang menurun, membuat pelaku usaha tempe dan tahu kelimpungan. Begitu
- Gaet Generasi Muda di Sektor Pertanian, SGN Bentuk Inkubator Agripreneur Tebu
- Pengin Tahu Asal Bright Gas yang Kalian Beli? Yuk, Scan Barcodenya
- Pertamina Dorong Kolaborasi Nasional dan Global Turunkan Emisi Metana di Indonesia
- Pertamina Paparkan Keunggulan Desa Energi Berdikari di COP 29 Azerbaijan
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Program Disabilitas Tanpa Batas Bikin PNM Berjaya di BBMA 2024