On Time Tidak On Time

On Time Tidak On Time
On Time Tidak On Time

Barangkali, pemegang keputusan di republik ini terbius pada pemikiran Thomas Friedman, dalam bukunya The Lexus and The Olive Tree (2000). Thomas mengimpikan bahwa dunia akan makmur jika semua negara membuka perbatasannya dan semua barang dan investasi masuk dengan bebas. Dunia damai tanpa perang, karena ekonomi dunia terkait satu sama lain.

Milton Friedman, ekonom penulis buku Capitalism and Freedom dan Free to Choose itu, juga mengatakan bahwa kebebasan pebisnis sangat penting tanpa adanya pemerintah yang mengenakan pajak masuk dan keluar, sehingga masyarakat kian makmur.

Thomas menganjurkan agar setiap negara memilih spesialisasi dengan keunggulan komparatif (comparative advantage) masing-masing. Namun apalah arti sekapal CPO Indonesia dibanding beberapa kontainer komputer dari AS, Jepang, China dan Korea?

Produk pangan dan industri AS dan China jika masuk ke Indonesia, yang juga memproduk barang yang sama, apalagi khsusnya antar sesama negara ASEAN dan China, akan membuat produk industri domestik terpuruk.

PRO-PASAR itu elok jika antar pelakunya saling seimbang. Namun jika bagai antara duren dan mentimun, sudah pasti yang berduri akan memangsa si mentimun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News