OnlyFans
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Selasa, 29 Maret 2022 – 20:00 WIB

Dea OnlyFans, tersangka kasus dugaan penyebaran konten pornografi. Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com
Ada kolaborasi yang saling menguntungkan.
Dea mendapatkan tambahan pelanggan, dan platform mendapat pengunjung yang makin banyak.
Platform digital yang mengeksploitasi pornografi, kekerasan, dan kejahatan di dunia digital tidak peduli dengan dampak moral dan etika.
Platform digital berdalih bahwa mereka hanya menyediakan layanan dan tidak bertanggung jawab terhadap konten.
Dalihnya, platform bisa dipakai oleh siapa saja secara gratis, karena itu tanggung jawab ada di pemakai.
Dalih itu dibuat-buat dan tidak masuk akal.
Platform menjadi kaya raya kalau makin banyak orang yang memakainya.
Tidak ada yang gratis. Penyedia platform menjadi kaya raya oleh platform itu.
Polisi menangkap Dea, tetapi OnlyFans tetap bebas. Dea sendiri tidak ditahan karena masih ingin menyelesaikan kuliahnya.
BERITA TERKAIT
- InterSystems jadi Solusi Data Terintegrasi & GenAI untuk Institusi Kesehatan Indonesia
- Agentforce 2.0 jadi Platform Karyawan Digital yang Menghadirkan Workforce Tanpa Batas
- RozezMarket, Platform Aman untuk Jual Beli Akun Gim
- 7 Cara Mudah Dapatkan Item Gratis di Roblox
- Platform Tara Cash Permudah Pelanggan Konversi Mata Uang Kripto
- Lawan Hoaks di Indonesia, TikTok Memperkenalkan Fitur Keamanan