OPEC Turun Tangan Harga Minyak Dunia Anjlok, Terburuk Sejak Pandemi
jpnn.com, JAKARTA - Harga minyak dunia pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) tercatat mengalami penurunan terbesar sejak awal pandemi hampir dua tahun lalu.
Penurunan harga minyak dunia terjadi seusai Uni Emirat Arab mengatakan anggota OPEC akan mendukung peningkatan produksi yang kacau karena dampak konflik Rusia-Ukraina.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei anjlok lebih dari 17 persen dan menetap pada penurunan 13,2 persen atau USD 16,84 per barel.
Harga minyak mentah Brent bertengger di angka USD 111,14 per barel. Penurunan itu disebutkan menjadi salah satu yang terburuk sejak 21 April 2020.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terpangkas USD 15,44 atau 12,5 persen menjadi ditutup pada USD 108,70 per barel, hari terburuk mereka sejak November tahun lalu.
"Kami mendukung peningkatan produksi dan akan mendorong OPEC untuk mempertimbangkan tingkat produksi yang lebih tinggi," kata Duta Besar Yousuf Al Otaiba dalam sebuah pernyataan yang dicuit oleh Kedutaan Besar UEA di Washington.
Direktur energi berjangka di Mizuho Bob Yawger menilai OPEC kemungkinan menggelontorkan 800 ribu barel minyak dan mampu menggantikan pasokan Rusia.
"Itu bukan apa-apa. Mereka mungkin dapat membawa sekitar 800.000 barel ke pasar dengan sangat cepat, bahkan segera, membawa kita sepertujuh jalan ke sana dalam menggantikan pasokan Rusia," kata
Harga minyak dunia pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) tercatat mengalami penurunan terbesar sejak awal pandemi hampir dua tahun lalu.
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Hunian Urban Makin Diminati, Unit Apartemen PPK Kemayoran Jadi Pilihan Strategis
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama