Operasi 'Penyelamatan' Tandan
Kamis, 07 Maret 2013 – 06:24 WIB
Menurut bapak tiga anak ini pendapatannya lumayan. "Lebih kurang 1200 ringgit per bulan," katanya. Saat ini, kurs 1 ringgit sekitar Rp 3200.
Dia menolak saat Jawa Pos meminta izin untuk mendatangi istri dan anak-anaknya. "Jangan, saya tak boleh," katanya tanpa merinci alasan.
Dalam keterangan Konjen RI di Sabah Soepeno Sahid pada Jawa Pos Senin lalu, memang banyak dari keluarga TKI yang juga ikut bekerja di ladang. "Ada banyak jenis pekerjaan yang menghasilkan tambahan uang," kata Soepeno.
Misalnya, memungut biji sawit yang jatuh. Lalu, mencabuti rumput di sekitar pohon, menabur pupuk dan juga membantu proses loading seperti yang kemarin dilakukan Azis.
"Itulah mengapa minat belajar anak-anak TKI masih kurang. Sebab, oleh keluarganya mereka juga membantu bekerja. Lebih menghasilkan," kata Soepeno.
Sekitar 45 menit, traktor Azis sudah penuh. Dengan berpeluh dia pun minta diri. "Salam buat orang Enrekang ya," katanya lantas tersenyum. (rdl)
SUNGGUH luar biasa dedikasi Azis Sappe, 45, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Felda Sahabat, perkebunan sawit milik BUMN Malaysia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Perkebunan Nusantara & Rumah Sawit Indonesia Berkolaborasi Wujudkan Astacita
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Warga Tangerang Kecele Beli iPhone 16 di Malaysia: Dapat Produk Gagal, Repot Urus Pajak
- Pengiriman TKI Ilegal ke Malaysia Terbongkar, Satu Tersangka Ditangkap Polres Dumai
- Seusai Blusukan, Menhut Gelar 3 Rapat Terkait Tata Kelola Sawit
- Himsataki Taruh Harapan Besar pada Menteri Perlindungan PMI dan Menaker yang Baru