Operasional RPH Babi Tak Harus Tunggu Akhir Tahun

Operasional RPH Babi Tak Harus Tunggu Akhir Tahun
Kondisi RPH Babi Kapuk yang lama, Pembuangan Limbah Hasil Potong Babi Berserakan di Sekitar Lokasi. INDOPOS/JPNN.com

Sebab itu, pasokan listrik di gedung RPH tersebut membutuhkan daya listrik yang tidak sedikit. Setidaknya memerlukan daya sebesar 300 ribu Watt untuk mengerakkan mesin. Mesin itu berfungsi mulai dari proses pemotongan, pembuluhan, perebusan dan seterusnya sampai dengan pembuangan limbah dengan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL Portable).

Dengan sistem yang canggih di RPH baru tersebut, Wali Kota berharap permasalahan limbah dan pencemaran lingkungan dapat selesai tahun ini. ‎"Saya tidak menampik jika kondisi RPH yang lama sangat memprihatinkan. Wajar warga sering ngeluh. Tapi mohon bersabar, permasalahan itu semua selesai tahun ini," tandasnya.

Saat peninjauan Walikota Jakarta Barat pada Maret 2014 lalu, Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni mengatakan hal yang sama. Kendala percepatan aktivasi RPH baru terganjal pasokan listrik yang kurang mencukupi untuk menggerakkan mesin potong dan pendingin daging.

Pasokan listrik yang ada saat ini hanya sebesar 60 ribu Watt. Sementara yang dibutuhkan mencapai 300 ribu Watt. "Penggunaan daya listrik terbanyak itu untuk pengoperasian mesin pendingin daging," katanya.

Selain penambahan daya listrik, di tahun 2015 nanti, pihaknya juga bakal meningkatkan lokasi karantina hewan. Dengan banyaknya karantina, kata dia, akan lebih menjaga pencemaran lingkungan. Sebab, lanjut dia, setiap babi yang datang dipastikan akan masuk ke karantina dulu untuk diperiksa sebelum dipotong. "Karantina, baru akan kita perbaiki tahun depan," ujarnya. (asp)


Warga di Jalan Peternakan Raya, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat sepertinya tak lagi bisa bersabar hingga akhir tahun. Mereka berharap Rumah Potong


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News