Operation Sovereign Borders commander warns people smugglers will ramp up operations again

Panglima militer yang menjadi kepala perlindungan tapal batas Australia mengatakan bahwa para penyeludup manusia sekarang ini sengaja tiarap, namun mereka akan bertindak lagi segera bila terbuka kesempatan.
Sejak dilakukannya Operasi Batas Kedaulatan (Operation Sovereign Borders) di bawah pemerintahan Tony Abbott, jumlah pencari suaka yang mencoba memasuki Australia menggunakan kapal berkurang drastis.
Dalam dengar pendapat dengan Senat (Majelis Tinggi Parlemen Australia), Komandan gugus tugas ini Letnan Jenderal Angus Campbell mengatakan dia tidak bisa memberikan penilaian mengenai dampak dari perubahan yang dilakukan pemerintah tersebut.
Namun dia mengatakan bahwa ancaman dari para penyeludup manusia ini tetap ada.
"Mereka tampaknya sekarang sedang tiarap, dan akan memulai usaha mereka lagi ketika mereka melihat bahwa situasinya memungkinkan." katanya.
Sementara itu Departemen Imigrasi mengatakan mereka tidak sedang mempertimbangkan untuk mengirim paa pengungsi yang sekarang berada di Manus Island di Papua Nugini ke Kamboja.
Pemerintah baru-baru ini menandatangani kontrak senilai $ 40 juta dolar dengan Kamboja guna memukimkan kembali pengungsi dari Nauru.
Asisten Menteri Imigrasi Mark Cormack mengatakan tidak ada rencana bagi para pengungsi di Manus Island sebagai bagian dari perjanjian.
Panglima militer yang menjadi kepala perlindungan tapal batas Australia mengatakan bahwa para penyeludup manusia sekarang ini sengaja tiarap, namun
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia