Operator Mandul, Foke Bikin Satgas Air
Kamis, 08 Juli 2010 – 09:21 WIB
JAKARTA -Langkah Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo membentuk satgas pencurian air patut diacungi jempol. Pasalnya, tingginya tingkat pencurian air tidak hanya dipicu oleh perilaku masyarakat yang negatif tapi juga akibat buruknya sistem pipanisasi serta meteran air yang dipasang operator. Dampaknya, masyarakat banyak yang dirugikan. Hal itu banyak terjadi di Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Praktis, krisis air yang sudah rutin terjadi di dua tempat tersebut akan terus terjadi.
’’Kami sangat apreasiasi dengan langkah Gubernur membentuk satgas air. Tapi di balik itu, hal itu menunjukkan jika operator mandul. Sebab, mengurangi tingkat kebocoran adalah tanggung jawab operator,’’ ujar ketua Komisi B Selamet Nurdin.
Baca Juga:
Fauzi Bowo sendiri mengakui, jika akibat tingginya tingkat kebocoran, masyarakat yang dirugikan. Pasokan air yang seharusnya sampai di masyarakat menjadi tidak sampai. Bocor sebelum tiba di pemukiman warga. Sehingga, selain dibentuk satgas, PAM Jaya serta BR PAM harus bisa mengontrol operator dengan memberikan target penyelesaian yang terukur.
Dari kedua operator air di Jakarta, tingkat kebocorannya paling tinggi terjadi di wilayah Aetra. Data DPRD DKI menyebut, kebocoran Aetra masih cukup tinggi hingga 48,6 persen. Paling besar terjadi di wilayah Jakarta Timur. Sementara Palyja sudah lebih maju. Tingkat kebocoran bisa ditekan cukup signifikan hingga 43,9 persen.
JAKARTA -Langkah Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo membentuk satgas pencurian air patut diacungi jempol. Pasalnya, tingginya tingkat pencurian air
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS