Oplos Elpiji, Meledak, Satu Tewas

Oplos Elpiji, Meledak, Satu Tewas
Oplos Elpiji, Meledak, Satu Tewas
Bekti Purwanto sehari-harinya adalah wakil lurah di kelurahan Bugul Lor. Di rumahnya, Bekti juga membuka usaha toko pracangan. Termasuk menjual gas elpiji 12 dan 3 kg. Setelah hampir satu jam olah TKP, akhirnya polisi mendapat kejelasan peristiwa tersebut. Itu setelah polisi mendapat keterangan dari Nurul Huda, kakak kandung Yakin yang tinggal di seberang jalan.

Kepada petugas Nurul Huda menceritakan bahwa ledakan memang terjadi saat dirinya, Nurul Yakin dan Wibisono melakukan pengoplosan elpiji. "Yakin ada di sekitar dapur. Sementara saya dan Wibisono bekerja mengangkut tabung," kata lelaki yang juga menderita luka bakar di bagian kaki dan tangannya.

Ketika mereka bekerja, kata Huda, entah mengapa tiba-tiba muncul percikan api. Percikan itu muncul dari dapur. Namun karena di sekeliling mereka ada banyak tabung, tiba-tiba percikan api membesar hingga akhirnya membakar Yakin dan Huda. "Adik saya terbakar. Saya sendiri sempat kena api. Tapi yang parah adik saya. Sekujur tubuh dan mukanya terbakar," kata Huda.

Sayangnya setelah peristiwa itu Huda mengakui bahwa Bekti tidak segera mengirimkan adiknya ke rumah sakit terdekat. "Bekti menyuruh agar yakin dirawat di Probolinggo," ujar Huda. Bekti berjanji mau mengurus biaya pengobatannya. Di Probolinggo, kata Huda, Yakin tidak dirawat di rumah sakit. Dia menyebut adiknya dirawat di sebuah rumah dengan memanggil dokter dari puskesmas. Sedangkan Huda sendiri langsung pulang ke rumahnya dan merawat lukanya sendirian.

PASURUAN - Tragis nasib Nurul Yakin, 16, warga Jl KH Mansur 12 Kelurahan Tembokrejo Purworejo Pasuruan ini. Putra keempat pasangan Ginoto dan Siti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News