Opo Tumon?
Oleh: Dahlan Iskan
Hampir selama 10 tahun setiap minggu gurunya datang ke Jakarta.
Rata–rata 2 hari tapi kadang–kadang sampai 4 hari dalam seminggu untuk membuat perencanaan, memeriksa gambar–gambar dan menandatangani gambar–gambar pelaksanaan atau surat pertanggungjawaban teknis.
Setelah kasus ketidakjujuran terungkap gurunya menghentikan kunjungan ke Jakarta dengan harapan agar dia menyadari akan kesalahan–kesalahan yang diperbuat, memperbaiki apa–apa yang salah agar supaya bisa berjalan lagi dengan enak bersama–sama.
Yang tidak masuk akal, bukannya minta maaf dan mengembalikan hak paten kepada pemiliknya yang sah,
Dia malah nekat memasarkan sendiri walaupun tidak menguasai cara menghitung konstruksinya.
Dia, hanya dengan mengandalkan sistem copy paste nekat memasarkan karya cipta gurunya.
Di dalam file komputernya memang ada ratusan desain yang bisa dijadikan referensi
Ini harta karun, begitu kira–kira cara berpikirnya.