Oposisi Bersatu Melawan Korupsi, PM Thailand Kembali Terancam Digulingkan
jpnn.com, BANGKOK - Partai-partai oposisi Thailand di parlemen pada Rabu mengajukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha beserta 10 menteri kabinet.
Mereka menuding Prayuth (68 tahun) dan para menterinya itu melakukan korupsi, tidak becus mengurus ekonomi, merongrong demokrasi, dan mencengkeram kekuasaan.
Kelompok partai oposisi berharap sidang parlemen untuk membahas mosi tersebut akan terlaksana pada Juli dan akhirnya bisa menjatuhkan pemerintahan Prayuth.
Mosi tidak percaya itu adalah yang terbaru dihadapi Prayuth sebelum masa jabatannya berakhir pada Maret tahun depan.
Ia sebelumnya tiga kali dihadapkan pada mosi tidak percaya sejak pemilihan 2019, yang membuatnya tetap berkuasa.
Prayuth adalah pensiunan jenderal yang pertama kali memegang kekuasaan pada 2014 melalui kudeta.
"Dia adalah pemimpin yang punya pemikiran lemah, tidak menghormati aturan hukum, tidak punya moral, dan tidak mampu mengurus negara," kata Chonlanan Srikaew, pemimpin kelompok oposisi, kepada parlemen.
Para analis memperkirakan Prayuth akan menang karena pemerintah memiliki suara mayoritas, yaitu 253 kursi, di parlemen sementara oposisi punya 208 kursi.
PM Thailand Prayuth Chan-ocha untuk kesekian kalinya kembali berhadapan dengan upaya penggulingan yang digerakkan oleh kubu oposisi di parlemen
- Irjen Krishna Murti: PM Thailand Serius Bantu Indonesia Menangkap Fredy Pratama
- Pleno AMPI Ricuh, Pengurus Ajukan Mosi Tidak Percaya Terhadap Ketua Umum
- Pengurus DPD Nasdem Surabaya Ramai-Ramai Mengundurkan Diri, Ini yang Terjadi
- Gegara Masa Jabatan 8 Tahun, PM Thailand Diberhentikan Mahkamah Konstitusi
- Sudah Tak Dipercaya, PM Inggris Tolak Gelar Pemilu
- Pemimpin Sudah Tak Dipercaya Menteri, Pemerintah Terancam Bubar