Oposisi Goyang Putin
Minggu, 01 Februari 2009 – 07:22 WIB

Oposisi Goyang Putin
MOSKOW - Kursi Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin digoyang. Gara-gara dianggap tidak becus menyelamatkan negara dari belitan krisis ekonomi global, pemimpin 56 tahun itu dituntut mundur dari jabatannya. Demikian juga pejabat-pejabat pemerintahannya. Beruntung, unjuk rasa kali ini berjalan damai. Tidak seperti aksi serupa bulan lalu yang diwarnai bentrok pengunjuk rasa dan aparat. Interfax melaporkan, potensi bentrok muncul di dekat stasiun metro Vykhino, Moskow, saat aktivis National Bolshevik Party berusaha menutup akses jalan. Namun, mereka bubar ketika melihat polisi mendatangi lokasi tersebut.
Kubu oposisi Rusia dari segenap spektrum politik turun ke jalanan utama Kota Moskow, Saint Petersburg, dan kawasan Timur Jauh kemarin (31/1). Mulai kelompok radikal National Bolshevik Party sampai mantan juara catur dunia Garry Kasparov mendesak pemerintahan Putin bubar. "Krisis ada di kepala para penguasa, bukan di sektor ekonomi!" Demikian bunyi salah satu spanduk yang mereka usung dalam unjuk rasa tersebut.
Baca Juga:
Di Kota Vladivostok, kawasan Timur Jauh, tidak kurang dari 3.000 anggota dan simpatisan Partai Komunis Rusia menyuarakan tuntutan mereka. Agence France-Presse melaporkan, di kota tersebut, aksi kubu oposisi disaingi kelompok pro-pemerintah. Partai Rusia Bersatu dan sekitar 5.000 pendukungnya mengadakan aksi tandingan sambil mengusung slogan-slogan pro-Putin.
Baca Juga:
MOSKOW - Kursi Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin digoyang. Gara-gara dianggap tidak becus menyelamatkan negara dari belitan krisis ekonomi global,
BERITA TERKAIT
- 4 WNI Jadi Korban Kebijakan Donald Trump, Ada yang Dideportasi
- Donald Trump Berkuasa, Amerika & Hamas Berdialog Langsung Tanpa Perantara
- HNW Dukung Usulan Erdogan Soal Hak Veto di DK PBB untuk Negara Mayoritas Muslim
- Volodymyr Zelenskyy Menyesali Pertengkaran dengan Donald Trump
- Donald Trump Pundung, Amerika Setop Bantuan Militer untuk Ukraina
- Lagi-Lagi, Mantan PM Malaysia Tersandung Kasus Korupsi