Oposisi Myanmar Kian Tak Terdengar
Kemenangan Gemilang Partai Pro-Junta Militer
Kamis, 11 November 2010 – 11:00 WIB
Partai-partai oposisi mendesak Komisi Pemilihan Umum untuk menindak dugaan kecurangan yang dilakukan partai pendukung junta. Khususnya isu penggalangan suara dari pegawai negeri sipil, tentara, petani, dan rakyat pedesaan oleh USDP.
Baca Juga:
Namun, hanya sedikit yang optimistis bahwa sebuah investigasi akan dilakukan KPU setempat. "Rezim militer tidak ingin satu orang pun berada di dalam kekuasaan. Itu saja," jelas Maung Zarni, seorang peneliti Myanmar di London School of Economics. "Inilah gaya Korea Utara," tandasnya seperti dilansir Agence France-Presse.
Bahkan, Partai Persatuan Nasional (NUP) yang juga mempunyai kedekatan dengan militer, tampaknya, tidak akan meraih suara signifikan. Sebelumnya muncul spekulasi bahwa NUP diprediksi akan mendapatkan muntahan suara dari pemilih yang tidak suka kepada USDP.
Kemenangan mutlak USDP menjadi pukulan telak bagi partai oposisi yang mempertaruhkan reputasinya dengan harapan bisa membuat langkah kecil menuju demokrasi. Di pihak lain, mereka juga sudah memilih keluar dari Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi dan mendirikan partai baru. Pilihan tersebut menjadikan suara oposisi terpecah.
BANGKOK - Kemenangan besar partai pendukung junta militer dalam pemilu Myanmar meruntuhkan bayangan demokrasi yang dibangun sendiri oleh penguasa.
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan