Oposisi Perlu Tahu Cara Mengkritik dengan Tak Langgar Aturan, Begini
Menurut Trubus, harus juga ditekankan agar persoalan yang berkaitan dengan suku, agama, ras, antargolongan (SARA) serta ujaran kebencian yang berbau penghinaan, pencemaran, berita bohong dan hasutan, ditempatkan pada tataran memberikan suatu pemahaman, bahwa itu adalah hal yang negatif.
”Kelompok-kelompok kepentingan ini yang harus diberikan suatu edukasi atau pemahaman yang sama atau yang tunggal tentang pentingnya melakukan kritik yang konstruktif."
"Sehingga kebijakan yang dibuat itu nanti merupakan kebijakan yang betul-betul mewakili kepentingan-kepentingan dari berbagai pihak,” katanya pula.
Selama ini, lanjutnya, kritik-kritik yang ada ini sering dipahami oleh masyarakat yang awam itu pada tataran membangun emosi.
“Ini yang menurut saya harus segera dilakukan langkah-langkah dengan melakukan maping atau memetakan persoalan-persoalan yang dilakukan dengan cara turun ke bawah yang dalam istilahnya grounded riset."
"Jadi melakukan riset penelitian ke masyarakat bawah atau akar rumput. Masyarakat akar rumput ini diberikan penjelasan dan pemahaman,” pungkas Trubus.(Antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Pengamat kebijakan publik memaparkan cara mengkritik dalam membangun demokrasi, dengan tidak melanggar aturan.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Tangani Masalah Lingkungan, LPPM Trisakti Jalin Kerja sama dengan PKK
- Tim TMED Univeritas Trisakti Jadi Juara Gokart Eshark Rok Cup Indonesia 2024
- PSM Universitas Trisakti Menang Mutlak di Borneo International Choir Festival 2024
- UKM Expo Universitas Trisakti 2024 Libatkan Mahasiswa Baru, Seru
- PKKMB 2024 Universitas Trisakti Jadi Ajang Menggali Potensi Mahasiswa Baru, Hilangkan Bullying
- Dhifla Wiyani Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum di Universitas Trisakti