Optimisme Pebisnis Menurun Pada Triwulan Pertama
”Sementara peningkatan kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha konstruksi dengan ITB sebesar 103,39. Yang cukup rendah lainnya adalah lapangan usaha jasa pendidikan dengan ITB 104,09 serta sektor usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan ITB 104,35,” ujarnya.
Kecuk menguraikan, perkiraan kondisi bisnis pada triwulan pertama itu tecermin dari seluruh variabel pembentuknya.
Yakni, order dalam negeri, order luar negeri, harga jual produk, dan order barang input.
Peningkatan tertinggi untuk variabel order dari dalam negeri diperkirakan terjadi pada lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi dengan nilai indeks 120,08.
Sementara itu, peningkatan tertinggi pada variabel order dari luar negeri diperkirakan terjadi pada sektor usaha perdagangan besar dan eceran serta reparasi dan perawatan mobil serta sepeda motor dengan indeks 104,35.
Kemudian, peningkatan tertinggi untuk variabel harga jual produk diperkirakan terjadi pada bidang usaha konstruksi dengan indeks 114,32.
”Sedangkan peningkatan tertinggi untuk variabel order barang input diperkirakan terjadi pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran serta reparasi dan perawatan mobil serta sepeda motor dengan indeks 107,25,” ungkap Kecuk.
ITB adalah indikator perkembangan ekonomi usaha terkini dengan data yang diperoleh dari survei tendensi bisnis (STB) yang dilakukan BPS dan Bank Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, indeks tendensi bisnis (ITB) pada triwulan I tahun ini diproyeksikan sebesar 105,81.
- Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
- NCCR &I CSP Kembali Gelar ASRRAT 2024
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- Makin Mudah Bangun Loyalitas Pelanggan dengan OCA
- Fokus Berkelanjutan, LPKR Libatkan Lini Bisnis Kelola Sampah dan Limbah
- Grant Thornton Indonesia Ungkap Peran Vital Perusahaan Mid-Market