Orang Dengan Skizofrenia, Pernah Tanpa Busana Muter Kampung

Orang Dengan Skizofrenia, Pernah Tanpa Busana Muter Kampung
Para ODS di Rumah Berdaya tetap dan terus berkarya meski dalam keterbatasan. Foto: Sahrul Yunizar/Jawa Pos

Dengan nama berbeda, berbagai gerakan untuk membantu ODGJ terus bermunculan. Rumah Berdaya pun membuka diri. Menyatakan siap berada di garda terdepan untuk ikut membantu.

Semula Nyoman tidak mengerti sama sekali soal skizofrenia. Dia juga tidak tahu bahwa dirinya adalah ODS. Beban serta tekanan kerja berat yang dia rasakan pada 2001 lantas membawanya hingga mengenal skizofrenia dan ODS.

”ODS bagian dari ODGJ,” kata dia. Sedangkan skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan. Biasa ditandai dengan gangguan proses berpikir.

Akibat gangguan kejiwaan tersebut, ODS sering kali salah tafsir terhadap perilaku orang-orang di sekitarnya. ”Jadi serbatakut. Takut dilukai, takut disakiti. Kami berontak untuk melindungi diri sendiri,” jelas Nyoman.

Tentu saja dia tidak asal bicara. Sebab, ayah dua anak itu mengalami sendiri. Tahu betul bagaimana perubahan terjadi ketika mulai merasa ada yang tidak beres dengan dirinya sendiri.

Skizofrenia yang biasa menyerang pada usia 15 sampai 35 tahun juga diartikan sebagai gangguan mental kronis.

Sehingga dapat mengakibatkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, serta perubahan perilaku yang berlangsung lama.

Untuk sembuh, ODS harus menjalani serangkaian pengobatan. Sampai saat ini Nyoman pun masih menjalani pengobatan. Tidak hanya mengonsumsi obat dari dokter, dia juga masih berkonsultasi dengan dokter Rai.

Orang Dengan Skizofrenia (ODS) terus bergerak bahu-membahu untuk masa depan yang lebih baik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News