Orang Ini Sering ke Rumah Pimpinan Khilafatul Muslimin, Kalimatnya Blak-blakan

Pengamat dari Universitas Malikussaleh itu mengatakan, dia tidak pernah melihat adanya indikasi radikalisme dalam kelompok tersebut.
"Selama penelitian yang saya lakukan terhadap kelompok Khilafatul Muslimin itu saya tidak melihat adanya radikalisme," ungkapnya.
"Hubungan mereka dengan NII (Negara Islam Indonesia) adalah hubungan masa lalu karena mereka sudah mengatakan mereka kapok dan bahkan menganggap NII itu sesat. ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) juga mereka anggap sesat," ujarnya.
Al Chaidar menyebut konsep yang dipahami Khilafatul Muslimin adalah khilafah bersifat eufemistik di mana konsep tersebut sebenarnya sudah dimanipulasi dan terdegradasi.
"Menurut mereka (Khilafatul Muslimin) khilafah itu bukan negara dan kekuasaan. Khilafah itu adalah jemaah. Mereka juga beranggapan bahwa melanggar Pancasila adalah berdosa dan bisa masuk neraka," ujarnya.
Dia juga mengakui bahwa masa lalu Abdul Qadir Hasan Baraja memang terlibat dalam aksi terorisme, tetapi sudah berubah dan ingin membuat gerakan yang baru.
"Saya kenal dekat dengan Ustaz Abdul Qadir dan sering ke rumahnya. Di masa lalunya memang dia terlibat dengan teroris dan sekarang sudah jera. Dia merasa bahwa dia perlu membangun sebuah gerakan baru yang tidak menyesatkan," tuturnya.
Menurut Al Chaidar, Khilafatul Muslimin merupakan gerakan fundamentalis dan bukan gerakan radikalis, intoleransi maupun terorisme.
Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja ditangkap polisi, orang ini mengaku kenal dekat dengan pria yang pernah terlibat aksi terorisme itu.
- Perusahaan Travel Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Dugaan Penipuan
- Masa Penahanan Nikita Mirzani Diperpanjang hingga 40 Hari
- Alasan Polisi Perpanjang Penahanan Nikita Mirzani
- Wanita di Depok Dirampok dan Diperkosa
- Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Dibongkar Polisi, Sahroni Mengapresiasi
- Polisi Panggil Aktivis KontraS Seusai Mengeruduk Lokasi Pembahasan RUU TNI