Orang-Orang di Balik Berdirinya Jembatan Suramadu

Ismail Bersihkan Ranjau, M. Noer Pindah Makam

Orang-Orang di Balik Berdirinya Jembatan Suramadu
Orang-Orang di Balik Berdirinya Jembatan Suramadu
Berkat komunikasi persuasif mantan Dubes RI untuk Prancis tersebut, kalangan ulama Madura yang bergabung dalam Badan Silaturahmi Ulama Madura (Bassra) mendukung pembangunan Suramadu. Konstruksi megaproyek itu dijadwalkan digarap mulai 10 November 1996.

Namun, rencana tersebut ternyata tidak semulus yang diharapkan. Akibat krisis moneter yang menghantam pada 1997, proyek tersebut tertunda. Setelah tongkat estafet kepresidenan berpindah ke tangan Habibie, Noer tidak menyerah. Mantan gubernur kelahiran Sampang itu mendesak agar pemerintah pusat merancang kembali pembangunan Suramadu.

Upaya percepatan dilakukan semasa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Kemudian, pada perte­ngah­an pemerintahan Presiden Megawati, 20 Agustus 2003, Suram­adu diresmikan. ''Setiap masa ke­pe­mimpinan negeri ini punya kon­tribusi besar terbangunnya Jem­batan Suramadu,'' tegas Noer.

Sosok lain yang patut mendapat apresiasi adalah Kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional V A.G. Ismail. Lewat ta­ngan dinginnya, proyek Suramadu akhirnya tuntas juga. Peran Ismail begitu besar. Lihat saja, dua kali pemerintah menunjuk dia untuk menangani proyek Suramadu dengan status yang berbeda.

Jembatan Suramadu merupakan hasil dari sebuah proses yang terintegrasi. Tanpa sentuhan dingin sejumlah pihak, jembatan yang menjadi ikon Surabaya-Madura

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News