Orang-Orang di Balik Berdirinya Jembatan Suramadu
Ismail Bersihkan Ranjau, M. Noer Pindah Makam
Selasa, 09 Juni 2009 – 07:16 WIB
Tugas pertamanya adalah saat awal 2003, tepatnya saat proyek jembatan itu mulai berjalan. Dia ditunjuk menjadi Pimpro Suramadu. Di posisi tersebut, tugas Ismail cukup berat. Dia ditugaskan untuk mengoordinasi dan mengintegrasikan pelaksanaan konstruksi agar tersistem. Setelah sistem terbentuk, akhirnya dia ditarik dari Suramadu. Sebagai gantinya, dia ditunjuk menjadi kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional I Medan pada 2005.
Namun, tangan dingin Ismail kembali dibutuhkan proyek Suramadu. Saat proyek sudah memasuki tahap pertengahan akhir, dia pun kembali ditarik pada pertengahan 2008. Tapi, kapasitasnya adalah kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional V yang menaungi Jateng, DI Jogjakarta, dan Jatim.
Sosok Ismail memang begitu akrab dengan pembangunan jalan dan jembatan. Beberapa jembatan prestisius di Indonesia tidak lepas dari tangan dinginnya. Di antaranya, Jembatan Mahakam I (Kaltim) dan Jembatan Membrano (Papua). Dianggap prestisius karena dua jembatan tersebut memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Beragam pengalaman menarik mengiringi perjalanan Ismail selama menangani proyek tersebut. Salah satu yang paling berkesan adalah pada awal-awal proyek berlangsung. ''Saat itu, kami harus intens berdiskusi dengan warga di pesisir Madura. Sebab, mereka menganggap, jika jembatan jadi, mereka akan tersisih. Syukur mereka akhirnya mau. Bahkan, kami sampai bersama-sama ikut membersihkan ranjau di sana.''
Jembatan Suramadu merupakan hasil dari sebuah proses yang terintegrasi. Tanpa sentuhan dingin sejumlah pihak, jembatan yang menjadi ikon Surabaya-Madura
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408