Orang Papua juga Bisa jadi Presiden
Long March Gembira Sambut Obama
Rabu, 10 November 2010 – 08:26 WIB
“Barrack Obama katakan, Amerika adalah polisi dunia menegakan HAM dan demokrasi ke seluruh dunia dan mendesak kepada negara-negara didunia termasuk Indonesia untuk menegakkan demokrasi,” ujar Yoap seraya menambahkan bahwa kalimat tersebut merupakan perkataan Obama. Sehingga jika massa yang akan bergembira ria menyambut kedatangan Barrack Obama dengan longmarch dilarang maka menurutnya bukan merupakan bagian dari HAM dan demokrasi, melainkan bagian dari teror dan intimidasi yang dilakukan oleh militer dan polisi Indonesia kepada rakyat Papua.
“Jadi berikan kami peluang untuk berjalan sampai di DPRD Kota kami bubar,” ujar Yoap dalam negosiasi dengan pihak kepolisian seraya memastikan kegiatan longmarch tersebut tidak akan menganggu stabilitas keamanan dan ketertiban di jalan.
Sementara negosiator dari Polresta Sorong AKP Tasim Pademme mengatakan bahwa pihak kepolisian tidak menilai isi tulisan di spanduk yang dibawa massa, melainkan mengacu pada ketentuan yang ada. Dimana untuk menggelar unjuk rasa sekurang-kurangnya 3 kali 24 jam harus memasukan surat ke Polresta. Massa membubarkan diri dengan tertib setelah menggelar doa yang dipimpin oleh Pdt Bruce Wambrauw sekitar pukul 11.30 WIT. (reg/sam/jpnn)
SORONG- Barack Obama menginspirasi sekelompok elemen masyarakat Papua. Obama disebut sebagai sosok yang membuktikan bahwa warga kulit hitam bisa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Selamat, Pemprov Jateng Raih 3 Penghargaan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Gereja Katolik Santo Fransiskus Asisi Singkawang Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
- Ada Potensi Bencana Akhir Tahun, Basarnas Menyimulasikan Gedung-Gedung di Jakarta Runtuh
- Rampok Berpistol Ditangkap di Musi Rawas, Begini Kronologinya
- Penganiayaan Dokter Koas, Ini Alasan Polisi Periksa Lady Aurellia dan Ibunya di Polsek, Oalah
- Siswa SD Tewas saat Latihan Renang, Polisi Bergerak