Orang Partai jadi Calo Saham BUMN
Kamis, 18 Juni 2009 – 14:51 WIB
JAKARTA – Anggota Komite Kebijakan Publik Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Ismed Hasan Putro menyebutkan, ada berbagai modus yang dilakukan capres tertentu untuk menggalang dana kampanye. Pundi-pundi BUMN sering dijadikan sasaran utama. Selain itu, tim capres juga mengeruk dana dari pengusaha-pengusaha yang punya kasus hukum. Contohnya, kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yang menyangkut uang negara sebesar Rp1200 triliun, termasuk bunga obligasi rekapnya. “Banyak transaksi di black market antara penguasa dengan pengusaha,” cetusnya. Dijelaskan Ismed, dalam setiap pilpres, pihak kandidat incumbent selalu lebih diuntungkan dalam hal penggalangan dana. Sedang yang dari non-incumbent akan sulit menggalang dana. (sam/JPNN)
Dijelaskan Ismed, orang-orang partai terlibat dalam transaksi proyek-proyek di BUMN. Orang-orang titipan partai yang duduk di kursi direksi atau komisaris BUMN tersebut mengendalikan pelaksanaan proyek. “Mereka ini yang terlibat dalam menentukan pemenang tender,” ungkap Ismed Hasan Putro saat menjadi pembicara di diskusi bertema ‘ Menelisik Dana Kampanye Pilpres’ di ruang wartawan DPR, Senayan, Kamis (18/9).
Baca Juga:
Modus lain, orang-orang dari kalangan partai itu akan memanfaatkan momen pelepasan saham BUMN atau Initial Public Offering (IPO). “Ketika terjadi IPO, mereka akan meminta untuk diberi slot saham yang jumlahnya cukup besar. Nah, saham itu selanjutnya dijual lagi ke pengusaha. Orang partai itu berperan mirip calo,” ulas Ismed Hasan.
Baca Juga:
JAKARTA – Anggota Komite Kebijakan Publik Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Ismed Hasan Putro menyebutkan, ada berbagai modus yang
BERITA TERKAIT
- Mardiono Ajak Kader PPP Kerja Maksimal Menangkan Pilkada di NTB
- Ribuan Buruh Surabaya Bersemangat Memenangkan Khofifah-Emil
- Pamatwil Polda Riau Tinjau Kesiapan Pengamanan Pilkada 2024 di Rokan Hulu
- Ikut Kampanye Luthfi-Yasin, Jokowi: Saya Datang karena Saya Dukung
- Kiai Ma'ruf: PKB Konsisten Memperjuangkan Nilai-Nilai Keberagaman
- Survei TRI, Elektabilitas Paslon Nawaitu Melejit, Bermarwah Membuntuti