Orang Tua Masih Menanti Penjelasan soal Penyebab Gangguan Ginjal Akut
Hal yang sama terulang lagi. Demamnya turun sejenak, lalu kembali naik.
“Saya ke rumah sakit lagi soalnya dia demam tinggi, kaki dan tangannya udah dingin, dan dia belum juga buang air kecil, saya lihat bibirnya biru.”
Namun karena merasa rumah sakit pertama tidak cepat tanggap menangani kondisi putri kecilnya, Agustina berinisiatif mencari rumah sakit lain, tapi kebanyakan penuh.
“Baru di rumah sakit yang keenam Azea dapat tempat dan ditangani dengan serius, kemudian dirujuk ke rumah sakit besar dengan fasilitas PICU.”
Setelah delapan hari dirawat, lima hari di antaranya menggunakan ventilator, Azea akhirnya meninggal dunia.
“Hati saya hancur, saya hanya bisa mendekapnya 17 bulan saja setelah penantian panjang kami bisa punya anak,” tutur Ms Maulani yang baru hamil Azea pada tahun ketujuh pernikahannya.
Kisah yang hampir serupa juga dituturkan seorang ibu yang lain, Marvina Novianti.
Anak bungsunya, Viendra Adnan Prawira, yang baru berusia 10 bulan meninggal dunia pada 20 September lalu setelah dinyatakan gagal ginjal akut.
Menteri Kesehatan telah mengumumkan bahwa kemungkinan besar penyebab kasus gangguan ginjal akut pada anak yang terjadi belakangan ini adalah cemaran etilen glikol dan dietilen glikol
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan