Orang Tua Siswa Adukan Pungli
Rabu, 19 Desember 2012 – 07:35 WIB
Orang tua siswa yang memegang kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) pun tetap diminta membayar. Dia yang anaknya sekolah di SMKN 3 Mataram, tiap bulannya, harus membayar Rp 100 ribu. Sedangkan bagi siswa yang tidak memiliki dua kartu jaminan tersebut dibebankan biaya Rp 300 ribu per bulannya.
Selain uang komite, mereka masih dibebankan dengan uang semester. Uang semester ini harus dilunasi, jika tidak ingin melihat anaknya didepak dari ruang ujian. Karena, sekolah mengharuskan pembayaran itu lunas sebelum ujian berlangsung. "Kalau tidak bayar, anak saya tidak bisa ikut ujian," ungkapnya.
Uang semester yang harus dibayar sebesar Rp 3 juta. Tapi, mereka yang memegang kartu jamkesmas dan jamkesda mendapat keringanan dengan membayar setengahnya, yakni Rp 1,5 juta. ‘’Berat sekali, pak,’’ tandasnya.
Sainah yang memegang kartu jamkesmas hanya membayar Rp 1,5 juta. Kendati hanya membayar setengahnya dirinya tetap merasa berat karena ia hanya bekerja serabutan. "Kita kira karena ada jamkesmas, tidak bayar. Ternyata kita tetap diharuskan membayar," katanya.
MATARAM-Dugaan adanya pungutan liar (pungli) di sejumlah sekolah semakin menguat. Selasa (18/12), delapan orang tua siswa di Kota Mataram mendatangi
BERITA TERKAIT
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life
- Dukung Masa Depan Bangsa, Peruri Berikan Beasiswa bagi Anak TNI POLRI
- Edukasi Mahasiswa di Jateng dan DIY tentang Kepabeanan, Begini Harapan Bea Cukai
- Majelis Masyayikh Meluncurkan Aplikasi Layanan Pendidikan Pesantren SYAMIL