Orangtua Murid Keluhkan Pungli

Orangtua Murid Keluhkan Pungli
Orangtua Murid Keluhkan Pungli
Tapi dia sebenarnya mengaku keberatan dengan uang pendalaman materi itu. “Kalau orangtua yang mampu sih oke saja. Tapi kalau yang nggak mampu bagaimana,” tegasnya. Guna memenuhi pungutan itu, dia terpaksa mengutang ke tetangga. Menurutnya, seharusnya dana yang dipungut itu sudah termasuk BOP dan BOS. Namun masih saja dibebankan ke orangtua murid.

Hal senada juga dikatakan Rin, 36, walimurid lainnya. ”Karena saya nggak mampu, ya saya keberatan. Tapi mau bagaimana lagi, takut anak saya nggak lulus UN,” kata Yan.

Menurutnya, setelah dipungut uang pendalaman materi, beban orangtua bertambah berat dengan adanya tambahan pungutan wajib untuk perpisahan siswa kelas IX sebesar Rp 300 ribu per siswa. “Kami makin bingung. Sepertinya orangtua dan walimurid diperas, menjelang siswa lulus UN,” katanya. Sejumlah orangtua mempertanyakan alokasi dana BOS dan BOP di sekolah tersebut. Menurut Rin, perpisahan siswa dilaksanakan di Gedung Wanita, Duren Sawit Jakarta Timur. “Biaya tersebut terlalau berat buat kami, karena uang tersebut akan kami gunakan untuk anak kami mendaftar di SMA,” katanya.

Pihak sekolah saat dikonfirmasi membenarkan adanya pungutan itu. Namun mereka menganggap pungutan itu sudah menjadi kesepakatan pihak orangtua murid siswa Kelas IX. Kepala SMPN 90 Jakarta Timur Herniwati mengatakan, biaya-biaya itu sudah melalui kesepakatan seluruh orangtua siswa Kelas IX melalui Komite Sekolah. “Semuanya itu atas persetujuan oleh pihak komite sekolah,” tegas Herniwati. Menurutnya, selama ini belum mendengar adanya keberatan dari para orangtua dan walimurid atas pungutan tersebut. “Kalau ada keberatan nanti dikomunikasikan saja ke komite sekolah,” katanya. (dni)

SEJUMLAH orangtua murid Kelas IX di SMPN 90 Jakarta Timur membongkar dugaan praktik pungutan liar (pungli) di tempat anak mereka sekolah. Padahal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News