Orasi Politik AHY, Rekomendasi Demokrat Buat Presiden Indonesia Mendatang

jpnn.com, JAKARTA - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menilai hukum di Indonesia belum adil, tajam ke bawah tumpul ke atas.
AHY mengungkap hal tersebut dalam orasi politiknya di Djakarta Theater, Jakarta Selatan, Jumat (1/3). Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpidato dengan judul Rekomendasi Partai Demokrat kepada Presiden Indonesia Mendatang.
"Kami menangkap kegelisahan masyarakat terkait penegakan hukum yang di sana sini terkesan tebang pilih, tajam ke bawah tumpul ke atas. Yang kuat menang, yang lemah kalah," kata AHY di depan ratusan kader partainya.
(Jangan lupa guys. Baca yang ini juga guys: Kewenangan AHY di Demokrat Bakal Lebih Besar)
Karena itu, kata AHY, Demokrat merekomendasikan kepada calon presiden yang terpilih akan datang untuk menjamin tegaknya nilai keadilan bagi seluruh warga negara. Dia juga bilang, penegakan hukum tidak boleh sampai jadi alat kepentingan politik.
"Penegakan hukum tidak boleh menjadi instrumen politik terhadap mereka yang beroposisi. Kami sering mendengar jargon, lawan berdebat adalah kawan dalam berpikir," tuturnya.
Menurut AHY, posisi dalam berpolitik merupakan koalisi dalam membangun bangsa. Atas dasar itu, tidak boleh ada seorang yang merasa takut berbicara. Termasuk juga dalam menyampaikan kritik dan gagasannya.
"Yang terpenting, kebebasan berekspresi harus tetap berada di dalam koridor hukum, serta etika dan norma berdemokrasi. Bukan fitnah, hoax, ujaran kebencian, atau pembunuhan karakter," pungkasnya. (jpc/jpnn)
Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyampaikan orasi politiknya di Djakarta Theater Jakarta, Jumat (1/3) malam.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AHY Jawab Begini Ditanya Pertemuan Prabowo, SBY, dan Megawati
- Agust Jovan Latuconsina Layak Jadi Wasekjen Demokrat: Energik dan Bertalenta
- Syahrial Nasution, Alumni Unpar yang Dipercaya AHY Jadi Wakil Sekjen Partai Demokrat
- Jadi Kepala Komunikasi Partai Demokrat, Herzaky: Ini Amanah Luar Biasa
- Ditunjuk AHY Jadi Bendum Demokrat, Irwan Fecho Mundur dari Stafsus Mentrans
- Soal Teror ke Tempo, Hinca: Tidak Ada Demokrasi Tanpa Media yang Merdeka