Organ Vital Korban Pembantaian Diambil
Kasus Pembunuhan Berantai Mujianto
Kamis, 23 Februari 2012 – 12:15 WIB
Semakin banyaknya pengunjung yang datang memaksa polisi menambah radius jarak police line khusus di sebelah timur. Bahkan polisi juga memperingatkan warga agar tidak mendekat dan keluar dari garis polisi melalui pengeras suara. Ini dilakukan agar tidak mengganggu proses penggalian dan otopsi yang dipimpin AKBP dr Prima Heru Yulihartono.
Baca Juga:
Setelah dianggap semua siap, baru sekitar pukul 10.00 WIB proses penggalian dimulai. Bau yang menyengat membuat warga berangsur-angsur meninggalkan lokasi. Namun, ada juga warga yang bertahan dengan menutup hidung atau mengoles hidungnya dengan minyak angin. Pembongkaran mayat itu juga disaksikan dua adik kandung korban yakni Khoiyubi dan Abdul Rahim.
Menurut Prima, proses pembongkaran makam dan otopsi ini dilakukan untuk melengkapi proses penyelidikan. Karena sesaat setelah Romadhon ditemukan tidak sadarkan diri dan meninggal pada Sabtu (7/1) lalu belum sempat dilakukan otopsi.
Di proses ini, tim mengambil beberapa sampel organ vital korban. Diantaranya, jantung, paru-paru, ginjal dan sebagian otak korban yang selanjutnya dikirim ke laboratorium forensik (labfor) Polda Jatim "Kami belum bisa menyebutkan hasilnya, karena harus diuji dulu di labfor)," tandasnya.
WIDODAREN-Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Mujianto, warga Desa Jatikapur, Tarokan, Kediri masih berlanjut. Setelah melakukan rekonstruksi
BERITA TERKAIT
- SPBU di Sleman Ini Curang, Merugikan Konsumen Rp 1,4 Miliar
- Begini Analisa Reza Indragiri Soal Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Kabagops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim yang Usut Tambang Liar, IPW Bilang Begini
- Kompolnas Sebut Polda Sumbar Harus Ungkap Fakta Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Calon Bupati Biak Numfor Jadi Tersangka Pelecehan Seksual Sesama Jenis
- Kabagops Polres Solok Selatan Langsung Serahkan Diri Seusai Tembak Mati Kasat Reskrim