Organda Sepakat Pembatasan Kuota Taksi Online

Istilah sepi bukan disebabkan pengguna jasa taksi online berkurang.
Tetapi, pemain transportasi jenis tersebut semakin banyak.
Karena itu, Firmansyah justru sepakat apabila ada pembatasan kuota.
Memang, pembatasan kuota akan menggeser ratusan pengemudi online yang tidak sesuai kriteria.
Namun, bukan berarti bisnis mereka sepi. Di Jawa Timur, kata Firmansyah, baru Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang marak taksi online.
Masih banyak daerah lain yang potensial untuk dijelajahi.
"Sayangnya, jarang yang berani mengambil terobosan untuk menggarap potensi itu," ujarnya.
Semua bergerilya di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Padahal, jumlah pelanggan di kota ini terbatas.
Apabila ingin terus bertahan, pengemudi dan perusahaan aplikasi harus berani ekspansi ke daerah lain.
Keinginan pengemudi taksi online membatalkan pembatasan kuota bertolak belakang dengan harapan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jatim.
- Tak Punya Uang, Bu Yuliana Bawa Pulang Jenazah Bayi Pakai Taksi Online
- Menganggur & Banyak Utang, Eks Karyawan Bank di Palembang Pilih Mencuri Mobil
- Pengusaha Angkot Semarang Merugi Jutaan Rupiah Gegara Jalan Berlubang
- DPRD Kota Bogor Dorong Transparansi dalam Pelaksanaan Program BisKita
- Dipukul Oknum Polisi, Sopir Taksi Online Mengadu ke Polda
- Organda dan Pengusaha Digital Dorong Penggunaan QRIS di Transportasi Publik Jakarta