Organik Terjal
Oleh Dahlan Iskan
Waktu itu Hanjar masih sekolah di Pondok Modern Gontor Ponorogo. Tidak bisa membantu ayahnya merealisasikan ide-ide mulianya itu.
Namun almarhum menemukan anak muda lulusan STM yang mau dibina. Namanya Harjanto.
Waktu tamat STM Harjanto jadi sopir Suzuki Carry. Tugasnya mengantar penumpang bus yang baru turun dari Jakarta untuk ke kampung masing-masing.
Zaman itu, kata Harjanto, bisa mengemudikan mobil jadi pujaan gadis-gadis desa. Akhirnya ia kawin dengan gadis Kebon Agung, tetangga desanya.
Tugas Harjanto adalah mencari petani yang mau pindah dari pupuk kimia. ”Sulit sekali. Petani selalu bilang, kalau hasil panennya merosot siapa yang menanggung,” ujar Harjanto.
Akhirnya Pak Budi bikin jaminan. ”Setiap penurunan hasil panen ditutup oleh Pak Budi,” kenang Harjanto.
Didapatlah tiga petani di desa Kebon Agung. Masing-masing punya sawah 3.000 meter persegi. Mereka diajari cara-cara bertani organik.
Misal: sebelum tanah dibajak oleh traktor dihamburi dulu pupuk kotoran sapi.