Origami Bisa Bikin Anak Pandai Matematika
jpnn.com - SURABAYA – Ada baiknya orang tua mulai memperkenalkan origami atau seni melipat kertas kepada anak-anak. Sebab, permainan tradisional yang dikembangkan di Jepang itu memiliki banyak manfaat bagi kecerdasan buah hati. Salah satunya bisa membuat anak lebih kreatif dan pandai matematika.
Brians Tjipto (10), memiliki kebiasaan bermain origami cukup tinggi. Hampir setiap hari dia membuat beragam bentuk origami yang berbeda. Hobi tersebut kini membuatnya menjadi anak cerdas. ”Karya saya tak terhitung. Di rumah ada tiga lemari," ungkap Brians saat berkunjung di kantor redaksi Jawa Pos (induk JPNN) Kamis (19/6).
Anak bungsu pasangan Lia Fenchilia dan Agus Tjipto tersebut memiliki hobi origami sejak usia empat tahun. Brians merasa permainan origami sangat mengasyikkan. Selain harus menguasai diagram, dia bisa mewujudkan imajinasinya dalam selembar kertas. "Murah. Cuma modal kertas," ujar dia. Brians juga suka memberikan tutorial origami di media sosial YouTube.
Brians kemarin didampingi orang tuanya yang datang bersama Koordinator Origami Surabaya Ester Natalita. Mereka membawa beragam hasil karya origami. Misalnya, werewolf, horse, rose, cobra, monkey, spring top, tree, parrot, pine tree, maupun piramida. Karya tersebut merupakan kreasi para anggota komunitas tersebut.
Erlita –sapaan akrab Ester Natalita– mengatakan, origami di berbagai negara dimanfaatkan untuk melatih kecerdasan anak. Dengan cara itu, anak-anak bisa mempunyai kemampuan nalar, motorik, dan imajinasi. Bahkan, basic origami adalah matematika. "Origami harus belajar sudut dan putaran. Jadi, bisa belajar sambil bermain," kata Erlita.
Permainan origami juga sangat penting untuk melatih anak agar bisa fokus dengan tujuan. Sebab, origami memiliki filosofi. Jika mulai melipat selembar kertas, dia harus menyelesaikannya. "Ini bisa berpengaruh pada kehidupan sang anak. Mereka bisa fokus untuk mewujudkan tujuannya. Tidak setengah-setengah," jelas dia.
Saat ini di Surabaya perkembangan origami masih sangat minim. Sebagian orang tua menganggap origami adalah permainan anak-anak. Padahal, seni melipat tersebut bisa dinikmati segala usia. Karena itu, untuk menghidupkan permainan ori-gami kepada anak-anak, Erlita membentuk komunitas khusus origami. Saat ini ada 15 anggota, termasuk Brians. ’’Kami ingin anak-anak lebih memanfaatkan kertas dibandingkan gadget. Manfaatnya lebih besar,’’ ujarnya.
Origami sebenarnya berasal dari Tiongkok. Kemudian, seni tersebut dikembangkan di Jepang. Awalnya bentuk origami masih sangat sederhana. Misalnya, bunga, kupu-kupu, dan burung. Namun, origami kian melejit dengan beragam bentuk yang indah. Tokoh-tokoh yang berperan penting adalah Robert J. Lang, John Montrol, Satoshi Kamiya, atau Eric Joisel. (ayu/c6/nw)
SURABAYA – Ada baiknya orang tua mulai memperkenalkan origami atau seni melipat kertas kepada anak-anak. Sebab, permainan tradisional yang
- 8 Khasiat Teh Ginseng, Wanita Pasti Suka
- 5 Khasiat Susu Kenari yang Bikin Kaget
- AEON Resmi Buka Gerai Baru di Pakuwon Mall
- Morinaga Jepang & Indonesia Berkolaborasi Riset, Bawa inovasi Nutrisi Kelas Dunia
- Mengapa Saat Hujan Gerimis Perasaan Seseorang jadi Melankolis? Begini Penjelasan Psikolog
- LaCuisine 2024 Jadi Ajang Kreativitas Koki dari Sembilan Negara