Osmar Tanjung: Kebudayaan Ampuh untuk Cegah Radikalisme
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pusat Kajian Pengembangan Berdikari (PKPBerdikari) Osmar Tanjung mengatakan, kebudayaan memiliki peran penting untuk mencegah radikalisme di tengah masyarakat.
Menurut dia, kebudayaan berfungsi melawan kekosongan identitas (identity vacuum) serta rasa keasingan sosial (social alienation).
Kekosongan identitas dan rasa keasingan sosial selama ini terjadi akibat tingkat urbanisasi, globalisasi, dan migrasi yang semakin pesat.
BACA JUGA: Caleg Terpilih dari Ansor Janji Jaga NKRI, Cegah Radikalisme
“Keterlibatan seni dan budaya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan modal sosial (social capital), baik secara individu maupun kolektif dengan memperkuatkan jaringan-jaringan sosial,” kata Osmar, Senin (5/8).
Dia menambahkan, keterlibatan dalam kegiatan seni-budaya dapat menciptakan rasa memiliki komunitas serta akar identitas yang kuat (community ownership and identity).
Hal itu akan berakibat seorang individu maupun sebuah komunitas memiliki ketahanan (resilience) yang lebih tinggi untuk melawan radikalisme.
Di samping itu, sambung dia, kegiatan-kegiatan seni-budaya bisa diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan daya pemikiran kritis (critical thinking) serta daya pemikiran mandiri (independent thinking).
Sekretaris Jenderal Pusat Kajian Pengembangan Berdikari (PKPBerdikari) Osmar Tanjung mengatakan, kebudayaan memiliki peran penting untuk mencegah radikalisme di tengah masyarakat.
- Pameran AKI 2024 jadi Ajang Apresiasi dan Perkenalan untuk Para Penggerak Budaya
- Eks Konjen RI di Karachi Dukung Fadli Zon Perjuangkan Dangdut jadi Warisan Dunia
- Untar Kobarkan Semangat Sumpah Pemuda dan Cinta Budaya Lewat Pagelaran Tari Nusantara
- Kementerian Baru dan Masa Depan Kebudayaan
- Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan Tak Hanya Melestarikan Budaya, Tetapi
- Kemendikbudristek Beri Penghargaan Kepada 3 Anak Hebat di Ajang AKI 2024