OSO Beberkan Isi Pembicaraan saat Bertemu Jokowi, Penasaran?
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Hanura, Oesman Sapta alias OSO bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lantas, apa yang dibahas?
Menurut OSO, pertemuan dirinya dengan Presiden Jokowi hanyalah silaturahmi biasa. Kebetulan dirinya dan kepala negara bersamaan ada di Kota Medan, Sumatra Utara.
"Iya, tadi saya bertemu dengan Bapak Presiden. Kami bicara bayak hal, kurang lebih satu jam. Saya ke Medan untuk senam sehat bersama ribuan kader Partai Hanura, kebetulan beliau juga di Medan, ada kegiatan lain," ujar OSO kepada wartawan di Hotel Adhi Mulya, Medan, Sumut, Minggu (21/8) malam.
Eks Ketua DPD itu mengaku tidak ada pembicaraan politik jelang Pilpres 2024. Kata pembicaraan ringan, bahkan kebanyakan guyonan.
"Seperti biasa, kalau saya bertemu Pak Jokowi, kadang guyon, sesekali serius. Tadi, kami juga membahas tentang makanan-makanan yang khas dan enak di Medan," kelakar OSO.
OSO menuturkan saat ini kepala negara sedang fokus bekerja, untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab konstitusi.
OSO menyebut bahwa Presiden Jokowi saat ini fokus terhadap kerja-kerjanya karena ingin mewujudkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia di tahun 2045.
"Kita kan tahu, Presiden Jokowi sangat dicintai rakyat, dan hasil kerjanya dirasakan rakyat. Setiap turun ke daerah, beliau disambut dan dielu-elukan rakyat. Lihat saja tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Pak Jokowi, di atas 80 persen. Itu nggak ada tandingannya, dan tidak pernah terjadi kepada presiden lain di dunia," urai dia.
Ketua Umum DPP Partai Hanura, Oesman Sapta alias OSO bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lantas, apa yang dibahas?
- OSO Optimistis Pramono-Rano Menang di Pilkada Jakarta 2024
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila