OSO Selalu Gagal Urus Partai, Hanura Terancam Tereliminasi

OSO Selalu Gagal Urus Partai, Hanura Terancam Tereliminasi
Oesman Sapta Odang. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S Bakry mengatakan, elektabilitas Partai Hanura setahun terakhir tidak pernah menembus angka dua persen.

Hal tersebut berdasarkan survei LSN dan berbagai lembaga riset mainstream lain. Bahkan, elektabilitas Hanura sudah disalip partai baru seperti Perindo.

"Jika tren negatif ini tidak disikapi secara serius oleh seluruh jajaran Partai Hanura, bukan tidak mungkin partai ini akan tereliminasi dalam Pemilu 2019 nanti, karena gagal mencapai parliamentary threshold sebesar empat persen," ujar Umar di Jakarta, Selasa (16/1).

Menurut Umar, untuk mengamankan posisi Partai Hanura pada Pemilu 2019, seluruh stake holder partai perlu kembali ke khitah, ke jati dirinya sebagai bagai partai bersih, transparan, dan kekeluargaan.

"Mengacu pada hasil-hasil survei yang ada, Partai Hanura di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) tampaknya tidak menjanjikan prospek yang baik. Sejarah telah membuktikan, track record OSO dalam perpolitikan selalu diwarnai kegagalan," ucapnya.

Umar kemudian membeberkan sejumlah fakta. Antara lain, saat memimpin Partai Persatuan Daerah (PPD) pada Pemilu 2004 dan 2009, OSO gagal mengantarkan partai tersebut ke parlemen.

Bahkan saat memimpin Partai Persatuan Nasional (PPN) menjelang Pemilu 2014, OSO gagal mengantarkan partai gabungan 12 parpol menjadi peserta Pemilu 2014.

"Benar kata Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto, kemelut yang terjadi di Hanura harus diselesaikan dengan mengacu pada AD/ART partai yang telah disepakati. Namun setiap upaya penyelesaian krisis partai yang terjadi akan lebih elok dan produktif, apabila berorientasi pada khitah Partai Hanura sebagai partai bersih, transparan, dan kekeluargaan," pungkas Umar. (gir/jpnn)


Elektabilitas Hanura tak pernah tembus angka dua persen. Track record Oesman Sapta Odang (OSO) dalam perpolitikan selalu diwarnai kegagalan.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News