Osvaldo Lessa Pergi Meninggalkan Keterpurukan
Arsitek kelahiran Malang 1960 silam ini menerangkan, lini tengah menjadi PR yang paling urgent untuk diatasi dari sekian pembenahan.
Pada pertandingan mulai pekan ke-12 tandang ke Arema FC, 7 Juli nanti, lini tengah Sriwijaya FC harus lebih berperan.
Mereka harus bisa menghapus sekat yang tidak secara langsung berlaku sejak kick off Liga 1 pada 15 April silam.
Ya, sejak pertama kali Liga digulirkan lini tengah Sriwijaya FC dalam bermain tidak berani keluar kotak. Mereka cenderung main di area sendiri. Imbasnya, kreativitas dari sektor ini turun drastis dari musim-musim sebelumnya.
Dari biasanya pemain gelandang yang suka menusuk ke jantung pertahanan lawan dan mengirimkan ancaman apakah itu through pass ataupun shooting jarang terlihat.
Imbasnya, saat menyerang Sriwijaya FC hanya menyandarkan pada kreativitas tiga pemain menyerang yang biasanya diperankan oleh Alberto Goncalves, Maldini Pali, Hilton Moreira, ataupun Rizky Ramadhana, dan winger lainnya.
Demikian juga saat bertahan, lini belakang jatuh bangun karena kurangnya back up dari para gelandang. Semestinya, lanjut Hartono, para gelandang bisa bermain fleksibel.
Pada saat menyerang, para gelandang harus mau naik membantu para striker sementara saat bertahan harus mau turun untuk bantu bek.
Sriwijaya FC terdampar di urutan ke-13 dari 18 kontestan Liga 1. Kenyataan ini harus diterima tim berjuluk Laskar Wong Kito imbas dari penampilan
- Sriwijaya FC Pecat Coach Yoyo
- Pelatih PSMS Yakin Bisa Redam Permainan Sriwijaya FC
- Bertandang ke Medan, Pelatih Sriwijaya FC Pastikan Pemainnya Tak Pura-pura Cedera saat Unggul
- Sriwijaya FC Gelar Laga Uji Coba Sebelum Hadapi PSMS Medan
- Liga 2 2023/2024 Hari Pertama: Persiba Bernasib Buruk, Duo Jatim Menang
- Liga 2 2022 Dihentikan, Sriwijaya FC Kecewa Berat, Begini Pernyataannya