Otak Hewan Mengecil di Zona Paling Berbahaya
Minggu, 24 April 2011 – 20:20 WIB
Pada 2010, Mousseau dan koleganya menerbitkan sensus terbesar mengenai kehidupan hewan di zona eksklusi Chernobyl. Hasilnya, jumlah mamalia di sana turun tajam. Begitu pula serangga seperti, lebah, kumbang, capung, kupu-kupu, dan belalang.
Baca Juga:
Dalam studi yang diterbitkan pada Februari lalu, mereka hanya menemukan 550 burung dari 48 spesies yang tinggal di sana. Spesies burung tersebut ditemukan di delapan lokasi berbeda.
Dalam riset itu, para ahli mengukur besar lingkar kepala burung-burung tersebut untuk menentukan volume otaknya. Hasilnya, burung yang tinggal di zona paling berbahaya (hot spot) memiliki volume otak lebih kecil lima persen daripada yang hidup di wilayah dengan radiasi lebih rendah. Perbedaan itu khususnya banyak ditemukan pada burung berusia kurang dari setahun.
Ukuran otak berhubungan langsung dengan insting berburu dan kemampuan bertahan hidup. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sebagian besar calon anakan burung yang nantinya akan lahir sama sekali tidak bisa bertahan hidup.
TRAGEDI nuklir Chernobyl tercatat sebagai bencana terburuk dalam sejarah. Tetapi, para pakar mengakui pula bahwa bencana itu tetap menyimpan
BERITA TERKAIT
- AI Merdeka Lintasarta Percepat Adopsi Kecerdasan Buatan di Indonesia
- Gebuk Judol, Upaya Bersama memberantas Judi Online di Era Digital 5.0
- Threads Merilis Fitur Baru Secara Global, Silakan Dicoba
- Kirim Banyak Foto dan Video di WhatsApp Jadi Lebih Praktis
- PT JIP & Disdik DKI Kerja Sama Pemanfaatan Gedung untuk Pembangunan Menara Telekomunikasi
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi