Otak Hewan Mengecil di Zona Paling Berbahaya
Minggu, 24 April 2011 – 20:20 WIB
"Fakta itu terkait level kontaminasi (radiasi) yang melatari," ujar Mousseau. "Ada kaitan langsung dari temuan itu dengan konsekuensi (radiasi) terhadap ekosistem secara keseluruhan," tandasnya.
Mousseau menjelaskan bahwa penting mengetahui lebih dalam konsekuensi itu karena ada relevansinya dengan krisis nuklir di PLTN Fukushima Dai-ichi, Jepang. Apalagi Chernobyl adalah bencana terhebat dengan level radiasi tertinggi, yakni 7. Belakangan, status krisis nuklir Jepang sejajar dengan Chernobyl.
Paparan debu dan abu radioaktif terjadi hingga radius lebih dari 200 ribu kilometer persegi setelah reaktor nomor 4 Chernobyl meledak dan terbakar pada 26 April 1986. Ukraina, Belarusia, dan Rusia adalah wilayah terparah yang terkena dampaknya meski paparan radiasi mencapai Skotlandia di bagian utara Eropa hingga Irlandia di barat. Krisis nuklir itu menjadikan sejumlah wilayah terlarang digunakan sebagai peternakan sapi dalam jangka panjang.
Saat ini ancaman utama dari paparan radioaktif itu adalah caesium 137 dan dalam jumlah sedikit lebih rendah yakni strontium 90. Menurut Institut Proteksi Radiologi dan Keselamatan Nuklir Prancis (IRSN), kandungan radioaktif tersebut akan berkurang secara perlahan hingga di level aman dalam kurun waktu ratusan tahun.
TRAGEDI nuklir Chernobyl tercatat sebagai bencana terburuk dalam sejarah. Tetapi, para pakar mengakui pula bahwa bencana itu tetap menyimpan
BERITA TERKAIT
- AI Merdeka Lintasarta Percepat Adopsi Kecerdasan Buatan di Indonesia
- Gebuk Judol, Upaya Bersama memberantas Judi Online di Era Digital 5.0
- Threads Merilis Fitur Baru Secara Global, Silakan Dicoba
- Kirim Banyak Foto dan Video di WhatsApp Jadi Lebih Praktis
- PT JIP & Disdik DKI Kerja Sama Pemanfaatan Gedung untuk Pembangunan Menara Telekomunikasi
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi