Otoritas Ekonomi Jalankan Simulasi Krisis
Bank Sentral Cermati Reposisi Aset Global
jpnn.com - JAKARTA - Kendati situasi makroeekonomi sudah mulai membaik, seluruh otoritas ekonomi di tanah air masih waspada terhadap gejolak perekonomian dunia. Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun mulai memperkuat kuda-kuda.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, empat institusi yang tergabung dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) saat ini tengah memfinalisasi persiapan full-dress simulation atau simulasi menyeluruh seandainya krisis kembali menyergap perekonomian Indonesia. "Mudah-mudahan bulan depan bisa jalan," ujarnya akhir pekan lalu.
Chatib menyebut, semua institusi akan memantau pasar yang terkait. Misalnya, Kementerian Keuangan memantau pasar Surat Utang Negara (SUN), BI dan LPS memantau perbankan, sedangkan OJK memantau pasar modal dan lembaga keuangan nonbank.
Lalu, bagaimana skema simulasinya? Menurut ekonom yang juga mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tersebut, simulasi dilakukan dengan skenario seolah-olah ekonomi global kembali bergejolak.
Misalnya, jika bank sentral Amerika Serikat (The Fed) memulai pengurangan stimulus moneter atau tapering off stimulus quantitative easing (QE), sehingga dana-dana asing di emerging market seperti Indonesia, ramai-ramai ditarik. Atau misalnya, jika pemerintahan AS kembali mengalami shutdown dalam jangka waktu lama. "Dari simulasi itu, kita susun langkah antisipasi," katanya.
Sebagaimana diketahui, makin terintegrasinya industri keuangan membuat gejolak di pasar perbankan bisa berimbas ke pasar modal, juga ke lembaga keuangan nonbank seperti asuransi, perusahaan pembiayaan, hingga dana pensiun. Begitu pula sebaliknya.
Karena itu, Chatib mengatakan, simulasi akan mengukur seberapa besar imbas kaburnya dana asing terhadap industri keuangan Indonesia dan apakah industri keuangan kuat menghadapinya, serta langkah apa yang diperlukan untuk meredamnya.
"Itu semua akan masuk dalam crisis management protocol. Jadi seandainya (krisis) yang dikhawatirkan itu terjadi, kita siap dan tidak panik," jelasnya.
JAKARTA - Kendati situasi makroeekonomi sudah mulai membaik, seluruh otoritas ekonomi di tanah air masih waspada terhadap gejolak perekonomian dunia.
- Bank Indonesia dibimbing.id Kolaborasi Melatih 300 Mahasiwa Mahir Digital Marketing
- Harga Emas Antam Hari Ini 26 November Merosot, Berikut Daftarnya
- Sempat Turun, Saham Telkom Diprediksi Memiliki Prospek Bagus
- Seusai Minyak Goreng, Harga Cabai Rawit hingga Bawang Merah Naik
- Aplikasi Pemesanan AirAsia jadi yang Terbaik versi World Travel Tech Awards 2024
- Gelar Rising Stars, Bank Saqu Rayakan Satu Tahun Perjalanan