Otoritas Ekonomi Jalankan Simulasi Krisis

Bank Sentral Cermati Reposisi Aset Global

Otoritas Ekonomi Jalankan Simulasi Krisis
Otoritas Ekonomi Jalankan Simulasi Krisis

Chatib mencontohkan, seandainya krisis memicu gejolak di pasar SUN, pemerintah sudah menyiapkan bond stabilization framework atau kerangka kerja stabilisasi obligasi yang melibatkan 11 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki dana besar. "Jadi, ketika bond bergejolak (terjadi aksi penjualan besar-besaran oleh investor asing, Red), 11 BUMN akan masuk (membelinya)," terangnya.

Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan, saat ini BI terus mencermati potensi reposisi aset dari emerging market ke negara maju. Hal itu berdampak pada tren depresiasi rupiah meski saat ini sudah agak mereda. "Selain itu kami juga mencermati ketatnya likuiditas perbankan. Ada beberapa bank yang likuiditasnya agak lemah, itu kami awasi," ujarnya.

Meski demikian, Agus menyebut, hingga saat ini kondisi perbankan Indonesia masih solid. Itu tecermin dari berbagai indikator, seperti rasio kecukupan modal (CAR) di level 17,9 persen, pertumbuhan kredit 22 persen, rasio kredit macet atau NPL gross 1,99 persen, dan rasio kredit terhadap dana nasabah sebesar 89 persen. "Tapi, tentu saja supervisory action terus dipertajam," katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad menyebut, OJK kini lebih mencermati kondisi lembaga keuangan seperti asuransi maupun perusahaan yang merupakan anak usaha bank.

"Ini penting karena kita tidak mau kondisi perbankan yang bagus, nanti dirusak oleh anak usahanya yang kurang bagus," jelasnya. (owi/sof)


JAKARTA - Kendati situasi makroeekonomi sudah mulai membaik, seluruh otoritas ekonomi di tanah air masih waspada terhadap gejolak perekonomian dunia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News