Otoritas Papua Nugini Tidak Akan Gunakan Kekerasan pada Pengungsi Di Pulau Manus

"Mereka menghancurkan tempat sampah dimana kita juga sudah mengumpulkan air."
PBB menyerukan 'tenang dan menahan diri'
Nai Jit Lam, dari badan pengungsi UNHCR mengatakan penarikan layanan yang penting telah menciptakan lingkungan yang berisiko tinggi bagi semua pihak yang terlibat.
"Tidak ada juru bahasa di Manus sekarang, jadi fakta sederhana saja dari sebuah komunikasi - entah itu dengan orang atau polisi setempat ... ada kekhawatiran ada risiko kesalahpahaman yang tinggi," katanya.

Twitter:Kaleem
"Dari hasil pengamatan kami sejauh ini, layanan yang telah ditarik dari pusat pemrosesan regional belum diganti secara memadai di luar pusat itu sendiri – ini menjadi keprihatinan serius bagi kami.
"Ada peningkatan risiko karena cara ini telah diatur."
Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, UNHCR mendesak pihak berwenang di Papua Nugini untuk menunjukkan sikap "tenang dan menahan diri " menjelang batas waktu Sabtu (4/11/2017).
UNHCR mengatakan pergerakan pencari suaka yang dipaksakan tidak tepat dan situasi di pusat penahanan memerlukan "de-eskalasi yang cepat".
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia