Otoritas Papua Nugini Tidak Akan Gunakan Kekerasan pada Pengungsi Di Pulau Manus
"Mereka menghancurkan tempat sampah dimana kita juga sudah mengumpulkan air."
PBB menyerukan 'tenang dan menahan diri'
Nai Jit Lam, dari badan pengungsi UNHCR mengatakan penarikan layanan yang penting telah menciptakan lingkungan yang berisiko tinggi bagi semua pihak yang terlibat.
"Tidak ada juru bahasa di Manus sekarang, jadi fakta sederhana saja dari sebuah komunikasi - entah itu dengan orang atau polisi setempat ... ada kekhawatiran ada risiko kesalahpahaman yang tinggi," katanya.
"Dari hasil pengamatan kami sejauh ini, layanan yang telah ditarik dari pusat pemrosesan regional belum diganti secara memadai di luar pusat itu sendiri – ini menjadi keprihatinan serius bagi kami.
"Ada peningkatan risiko karena cara ini telah diatur."
Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, UNHCR mendesak pihak berwenang di Papua Nugini untuk menunjukkan sikap "tenang dan menahan diri " menjelang batas waktu Sabtu (4/11/2017).
UNHCR mengatakan pergerakan pencari suaka yang dipaksakan tidak tepat dan situasi di pusat penahanan memerlukan "de-eskalasi yang cepat".
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata