Otto Syamsuddin Ishak, Pria yang Rela Jadi Investigator Kasus-Kasus HAM

Rela Bertahun-tahun Tak Disapa Anak-anaknya

Otto Syamsuddin Ishak, Pria yang Rela Jadi Investigator Kasus-Kasus HAM
Otto Syamsudin Ishak, investigator dan pendamping kasus kasus hak asasi manusia saat menjadi instruktur kelas investigasi Jumat (17/06) lalu. Foto : Ridlwan/Jawa Pos
Salah seorang anaknya sampai ngambek dan enggan berbicara dengan Otto. Hal itu terjadi bertahun-tahun. "Pokoknya, setiap saya hendak berangkat, istri hanya pesan hati-hati Bang tanpa tahu tujuan saya ke mana," ungkapnya.

Keluarga besar Otto juga cemas. Sebab, kakek Otto pernah meninggal dalam perjuangan melawan Belanda. "Apa kau mau bernasib macam kakekmu?" kata Otto menirukan nasihat pamannya.

Tapi, berbekal tekad, langkah Otto tak surut. Caranya bertahan dan masuk ke komunitas-komunitas asli Aceh juga unik. Misalnya, dia tak pernah mau berfoto bersama. Baik dengan TNI maupun dengan warga Aceh. "Coba cari foto saya saat itu, sama sekali tak ada. Orang tahu nama saya, tapi tak tahu yang mana wajahnya," tegasnya.

Dia juga melarang sumber-sumbernya memberi tahu kekuatan militer masing-masing. "Kalau misalnya pasukan GAM memberi tahu jumlah senjatanya, saya langsung pergi. Saya tak ingin itu membahayakan mereka karena siapa jamin saya tak buka rahasia kalau ditangkap," ujarnya.

Selama puluhan tahun Otto Syamsuddin Ishak akrab dengan tubuh terluka, diintimidasi, diculik, bahkan hampir mati. Tapi, itu sama sekali tak menggoyahkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News