Outlook Anjlok, Rupiah Jeblok

Outlook Anjlok, Rupiah Jeblok
Outlook Anjlok, Rupiah Jeblok
Alasannya, Rully menjelaskan, S&P merupakan lembaga pemeringkat yang kredibel dan sangat mementingkan faktor prudensial dalam hasil ratingnya. Di satu sisi, S&P melihat pengelolaan fiskal di Indonesia belum pruden. Tak heran jika hanya S&P yang belum meng-upgrade  rating Indonesia dari BB+ ke BBB- (investment grade).

Berbeda dengan lembaga lain seperti Moody's Fitch, Japan Credit Rating Agency (JCRA), dan Rating and Investment Co yang telah menyematkan peringkat investment grade kepada Indonesia.  Bahkan sebaliknya, S&P memberikan peningkatan rating dari BBB- dari BB+ kepada Filipina.

Padahal, dari tingkat GDP per kapita, Filipina masih jauh lebih rendah dari Indonesia. Proyeksi GDP Filipina tahun ini berada di level USD 2.850 per kapita. Sementara Indonesia lebih tinggi di angka USD 3.800 per kapita.

"Artinya, kebijakan subsidi BBM itu dinilai S&P masih kurang menstimulus perekonomian dan pembangunan, misalnya infrastruktur. GDP pun juga minim pemerataan karena sebesar 20 persen hanya dinikmati kalangan menengah dan kaya," ujarnya.

JAKARTA - Sengatan sentimen negatif pemangkasan outlook Indonesia, dari positif ke stabil dengan rating BB+ oleh lembaga pemeringkat Standard and

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News