Owi/Butet Mundur, Indonesia Bidik Satu Gelar di India Open

jpnn.com, NEW DELHI - Setelah ingar-bingar Indonesia Masters 2018, ajang HSBC BWF World Tour akan dilanjutkan dengan India Open, yang digelar di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi mulai Selasa (30/1) ini hingga Minggu (4/2).

Di ajang yang memperebutkan total hadiah USD 350 ribu atau setara Rp 4,6 miliar ini, Indonesia hanya menargetkan satu gelar.

“Kejuaraannya berdekatan dengan Badminton Asia Team Championships (BATC), maka kami hanya mengirim wakil di sektor ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Kami lebih banyak mengirim ganda campuran karena mereka tidak ikut BATC. Untuk di ganda putra, ada beberapa yang berangkat untuk kepentingan poin menuju All England dan Indonesia Open,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, di laman Badminton Indonesia.

Pada kejuaraan ini, Indonesia mengandalkan ganda putra Marcus Fernaldi dan Kevin Sanjaya. Nah di ajang ini akan menjadi kejuaraan pertama menandai bersatunya kembali pasangan fenomenal, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Tak cuma Hendra dan Ahsan yang bersatu kembali, Rian Agung Saputro dan Angga Pratama juga kembali berpasangan mulai turnamen ini.

“Ini jadi turnamen internasional pertama buat Hendra/Ahsan, kami berharap mereka bisa menyatu seperti dulu. Kami persiapkan mereka untuk mengatur peta kekuatan di Piala Thomas dan Asian Games. Kami mencari ganda kedua yang kuat, stabil yang betul-betul bisa diberi tanggung jawab dan lebih yakin. Di Piala Thomas kami butuh pasangan yang betul-betul solid. Kalau yang ragu-ragu, nggak percaya diri, masih on-off-on-ff, susah juga ya,” tambah Susy.

Sementara Anthony Sinisuka Ginting yang baru saja menjadi juara pekan lalu di Indonesia Masters 2018 absen dalam kejuaran ini karena tim tunggal putra difokuskan untuk mengikuti Badminton Asia Team Championships 2018 pada minggu depan. Sama seperti tunggal putra, tunggal putri pun tak mengirim wakil ke turnamen India Open.

Kemudian pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga mengundurkan diri di saat-saat terakhir karena faktor kondisi yang tidak memungkinkan.