Pabrik Baterai di Indonesia Bisa Tekan Harga Jual Mobil Listrik
Diperkirakan bahwa 50 GWh sel baterai yang diproduksi IBI akan diekspor ke luar negeri.
Kemudian, sisanya akan digunakan industri baterai di Indonesia untuk memproduksi mobil listrik.
Di sisi lain, bukan rahasia bahwa penggerak mesin bertenaga baterai inilah yang membuat harga EV masih tinggi.
Menurut Bebin, EV sejak awal memang lebih mahal dari kendaraan konvensional lantaran teknologinya masih tergolong baru saat diperkenalkan dan minatnya masih rendah.
"EV memang sejak awal lebih mahal dari kendaraan berbahan bakar fosil. Walaupun 3-4 tahun terakhir sudah ada penurunan harga karena perkembangan teknologi, baterai, dan volume produksi," ujar dia.
Saat disinggung apa opsi terbaik saat ini dalam transisi energi ramah lingkungan di sektor otomotif?
Bebin berpendapat bahwa penggunaan dan perkembangan transportasi publik yang beremisi nol bisa menjadi pilihan baik oleh masyarakat maupun pemerintah.
"Yang didahulukan adalah public transportation, gantikan dengan bus, metromini, atau kopaja listrik. Jakarta akan punya LRT, dan ini adalah hal yang baik karena bisa mengangkut banyak orang dengan kendaraan listrik. Terapkan di sektor-sektor yang kesehariannya betul-betul (menjangkau) kilometer yang tinggi, seperti public transportation, logistik, bahkan ojol," pungkas Bebin. (antara/jpnn)
Pengamat otomotif Bebin Djuana menilai kehadiran pabrik baterai Indonesia bisa menekan harga kendaraan listrik (EV) yang tergolong masih tinggi.
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha
- Hyundai Tawarkan Paket Pengisian Baterai Mobil Listrik, Mulai Rp 100 Ribuan per Bulan
- Tantang Tesla Model 3, Luxeed S7 Terbaru Dijual Lebih Murah
- Road Trip MGEVC jadi Bukti Keunggulan Mobil Listrik
- Hyundai Ioniq 5 & 6 Bermasalah Pada Unit ICCU, Berpotensi Memicu Kecelakaan
- Chery J6 Bermotif Batik Bakal Dilelang di GJAW 2024, Siapa Mau?
- GJAW 2024, BYD Sediakan Hadiah Mobil Listrik M6 Superior